Prof Wiku soal Warga Bekasi 2 Kali Kena Corona: Reinfeksi Hal Baru, Kita Amati

1 Januari 2021 17:56 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi corona. Foto: Maulana Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
Infeksi virus corona ternyata bisa terjadi lebih dari satu kali. Hal ini dialami Ulfa Nurul Fadhilah (29), seorang karyawan swasta di Bekasi yang kembali dinyatakan positif corona.
ADVERTISEMENT
Melihat hal itu, juru bicara pemerintah terkait penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengatakan, infeksi lebih dari satu kali merupakan hal baru dan perlu dipelajari lebih dalam.
"Kita semua perlu pelajari dalam penanganan COVID-19 ini. Semua fenomena yang terjadi, ada yang selalu terulang seperti apa yang sudah ilmu pengetahuan ketahui sebelumnya, tapi ada pula hal-hal baru seperti ternyata penyakit infeksi ini bisa terjadi reinfeksi," ujar Wiku saat dihubungi, Jumat (1/1).
Juru Bicara Satgas COVID-19 Wiku Adisasmito berpose usai memberikan keterangan di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (21/7). Foto: /Akbar Nugroho Gumay/ANTARA FOTO
Wiku memastikan pemerintah terus mempelajari pola infeksi corona. Hal ini yang akan menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan terkait penanganan pandemi corona ke depan.
"Kita harus selalu mengamati perkembangan yang terjadi dan selalu menjadi masukan dalam pengambilan kebijakan," kata dia.
"Evidence-based medicine dan data science menjadi hal yang penting dalam mengambil langkah yang tepat sesuai perkembangan situasi," lanjutnya.
Petugas kesehatan yang mengenakan alat pelindung mengambil sampel darah untuk menguji seseorang untuk penyakit virus korona (COVID-19) di Stadion Patriot Chandrabhaga, Bekasi. Foto: AJENG DINAR ULFIANA/REUTERS
Ulfa Nurul Fadhilah kembali dinyatakan terinfeksi corona pada Desember 2020. Padahal ia pernah terinfeksi pada September dan sudah dinyatakan sembuh.
ADVERTISEMENT
Pada penularan pertama Ulfa tak mengalami gejala, namun pada penularan kedua ia mengalami sejumlah gejala, seperti meriang hingga sesak.
Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Prof Amin Soebandrio menjelaskan, reinfeksi bisa terjadi ketika antibodi pasien yang sembuh corona mengalami penurunan dan berada di lingkungan yang tinggi akan risiko penularan corona.
"Bisa jadi karena kekebalan yang terbentuk tidak cukup melindungi," ungkap dia kepada kumparan, Jumat (1/1).