news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Prof Zubairi Minta Kelanjutan PPKM Level 4 Tegas: Jangan Setengah-Setengah

2 Agustus 2021 17:40 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas gabungan mengarahkan mobil untuk memutar balik saat pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jalan Raya Bogor, Jakarta. Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Petugas gabungan mengarahkan mobil untuk memutar balik saat pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat di Jalan Raya Bogor, Jakarta. Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM Level 4 yang sebelumnya disebut PPKM Darurat, telah diperpanjang dari 26 Juli-2 Agustus 2021. Kini sudah sepekan perpanjangan tersebut berlangsung dan pemerintah harus mengumumkan lanjut atau tidaknya PPKM Level paling lambat malam ini.
ADVERTISEMENT
Berkaitan dengan hal ini, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban meminta pemerintah menerapkan aturan tegas apabila PPKM Level dilanjutkan. Keputusan juga harus berdasarkan evaluasi berbasis bukti.
“Semoga ada keputusan tepat dari hasil evaluasi dan bukti-bukti. Tegaskan kembali apa yang ingin kita capai,” kata Zubairi di akun Twitternya, dikutip kumparan, Senin (2/8).
Pemberlakuan PPKM Level 4 diumumkan Presiden Jokowi pekan lalu. Kendati diperpanjang, ada sejumlah penyesuaian yang dipertimbangkan terkait aspek ekonomi.
Seperti warung kecil hingga bengkel yang diizinkan buka hingga pukul 21.00 WIB, hingga makan di warung atau lapak diperbolehkan dengan batas waktu 20 menit. Tetapi sebagian warga menganggap aturan makan ini sulit dilaksanakan sampai-sampai jadi guyonan.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Zubairi berharap aturan PPKM Level yang baru dapat lebih tegas. Jangan sampai ada aturan yang jadi lelucon di masyarakat.
Apalagi nyatanya kasus harian masih di kisaran 30 ribu, sementara kasus kematian masih di atas 1.500 dalam beberapa hari terakhir.
“Jangan setengah-setengah sehingga malah jadi guyonan warga seperti durasi makan 20 menit. Seolah-olah 1000-an kematian per hari tak ada artinya bagi kita. Bismillah,” tandas dia.