Prof Zubairi Sebut Kematian Ibu Hamil 3% Setahun, Sarankan agar Divaksin Corona

9 Agustus 2021 15:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin ibu hamil. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin ibu hamil. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebagian ibu hamil masih ragu apakah boleh mendapatkan vaksin corona. Mayoritas disebabkan karena takut vaksinasi dapat mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kandungan.
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal ini, Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban menegaskan ibu hamil boleh divaksin COVID-19 dan justru sangat disarankan. Musababnya ibu hamil masuk ke golongan yang sangat rentan berujung fatal apabila terpapar corona.
“Banyak pertanyaan kepada saya. Apakah ibu hamil boleh divaksin COVID-19? Jawaban saya, ya, boleh [dengan syarat] dan segera. Infeksi COVID-19 saat ini masih tinggi dan faktanya gelombang laporan ibu hamil yang meninggal akibat COVID-19 cukup banyak,” kata Zubairi di akun Twitternya, dikutip kumparan, Senin (9/8).
Lebih lanjut, Zubairi menerangkan ibu hamil lebih mungkin mendapatkan gejala parah saat terinfeksi COVID-19 ketimbang yang tidak hamil. Artinya seorang ibu hamil sangat berisiko memerlukan rawat inap, perawatan intensif, atau bahkan ventilator.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Zubairi menjelaskan ibu hamil dengan COVID-19 berisiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur.
“Ambil satu contoh saja di Blitar baru-baru ini. Ada 15 ibu hamil berusia 30-35 tahun yang meninggal karena COVID-19. Banyak dari mereka yang meninggal karena datang terlambat ke rumah sakit dan sudah tidak bisa dibantu lagi dengan ventilator,” terang dia.
Zubairi menerangkan banyak ibu hamil yang terpapar COVID-19 tanpa gejala. Akibatnya banyak yang kurang waspada dan berimbas pada tingginya kasus kematian akibat COVID-19 pada ibu hamil.
Dalam satu tahun, angka kematian akibat corona pada ibu hamil mencapai 3%. Ini sebabnya ibu hamil sangat dianjurkan mendapatkan vaksinasi COVID-19.
“Yang jadi sorotan, sebanyak 61% ibu hamil yang terinfeksi COVID-19 di Indonesia itu diketahui tanpa gejala. Sehingga sang ibu tidak merasa bahwa mereka terinfeksi dan tidak mengetahui mereka memiliki COVID-19,” papar Zubairi.
ADVERTISEMENT
“Dari data Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI), tercatat ada 536 ibu hamil yang positif COVID-19 sejak April 2020 hingga April 2021. Setengah dari jumlah itu diketahui tak bergejala -- dengan angka kematian mencapai 3%,” imbuh dia.
Kendati demikian, ia mengingatkan tak semua ibu hamil boleh divaksin. Harus ada syarat-syarat yang dipenuhi, yakni:
- Usia kandungannya di atas 13 pekan;
- Tekanan darah di bawah 140/90 mmHg;
-Tidak memiliki gejala preeklamsia, alergi berat dan penyakit penyerta seperti jantung.
Zubairi mengakui penelitian terkait vaksinasi COVID-19 pada ibu hamil pun masih terbatas. Tetapi beberapa studi yang ada menunjukkan tak ada masalah pada ibu dan bayinya usai divaksin.
“Apakah cara kerja vaksin di dalam tubuh menimbulkan risiko bagi ibu yang sedang hamil? Yang jelas beberapa studi yang masih terbatas mengungkap tidak ditemukan ada masalah pada ibu dan bayinya pasca vaksin,” ujar dia.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Zubairi memastikan vaksinasi aman bagi ibu menyusui. Justru antibodi yang timbul pasca vaksinasi bermetode mRNA pada ibu bisa ikut tersalurkan kepada bayi lewat ASI.
“Vaksin dianggap tidak berisiko bagi ibu dan bayinya. Laporan terbaru menunjukkan bahwa orang menyusui dan telah menerima vaksin mRNA COVID-19 memiliki antibodi dalam ASI mereka, yang dapat membantu melindungi bayi,” terangnya.
Adapun bagi orang tua, khususnya ibu yang tengah mempersiapkan kehamilan tak perlu khawatir. Zubairi menegaskan vaksinasi COVID-19 tak mempengaruhi kesuburan.
“Hingga saat ini tidak ada bukti bahwa vaksin apa pun, termasuk vaksin COVID-19, menyebabkan masalah kesuburan perempuan atau pria,” tandas dia.