Profil Jacob Zuma, Eks Presiden yang Picu Kerusuhan di Afsel

14 Juli 2021 13:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eks Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma Foto: Reuters/Siphiwe Sibeko
zoom-in-whitePerbesar
Eks Presiden Afrika Selatan, Jacob Zuma Foto: Reuters/Siphiwe Sibeko
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Mantan Presiden keempat Afrika Selatan , Jacob Zuma, menyerahkan diri ke kepolisian Afsel untuk menjalani masa tahanan 15 bulan atas kasus penghinaan pengadilan.
ADVERTISEMENT
Dengan penyerahan dirinya ini, Zuma menjadi mantan presiden Afsel pertama yang menjalani hukuman penjara. Kasus penghinaan pengadilan yang menimpa Jacob Zuma didasari atas tuduhan menghalangi investigasi kasus korupsi yang menjerat dirinya.
Mahkamah Agung Afsel menyatakan, Zuma terbukti tidak mau menyerahkan barang bukti yang akan digunakan untuk investigasi. Pria berusia 79 tahun ini memang diduga terlibat kasus korupsi besar, seperti pengadaan senjata dan suap.
Penahanan Zuma ternyata memicu gelombang protes besar. Ribuan pendukungnya tidak terima atas vonis penjara itu.
Pendukung Zuma bahkan bertindak anarki. Mereka membakar dan menjarah beberapa toko hingga mal. Akibatnya hampir 80 warga Afsel kehilangan nyawa.
Zuma sendiri merupakan salah satu sosok besar di Afsel. Bernama lengkap Jacob Gedleyihlekisa Zuma, pria itu lahir di Nkandla, Afrika Selatan, pada 12 April 1942. Ia menjabat sebagai Presiden Afsel sejak tahun 2009 hingga akhirnya lengser pada tahun 2018.
ADVERTISEMENT
Sebelum menjadi Presiden yang masa pemerintahannya dipenuhi tuduhan kasus korupsi, ia sempat menjabat sebagai Wakil Presiden di bawah Presiden Thabo Mbeki pada periode 1999-2005.
Ia dipecat dari posisi ini akibat namanya terseret dalam dakwaan suap yang menimpa penasihat keuangannya, Schabir Saik, pada 2005.
Zuma dulunya merupakan tokoh politik yang sangat dihormati di Afsel. Kegigihan dalam melawan sistem apartheid di negaranya menyebabkan Zuma harus menjalani hukuman penjara selama 10 tahun pada 1963 di Robben Island.
Para pengunjuk rasa yang memegang tongkat berbaris di jalan-jalan protes pemenjaraan mantan Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma, di Johannesburg, Afrika Selatan. Foto: Sumaya Hisham/REUTERS
Kemudian pada 1975, Zuma mengasingkan diri dan menjadi kepala intelijen untuk Partai Kongres Nasional Afrika (ANC). Ia akhirnya kembali ke Afrika Selatan pada 1990 dan naik tahta menjadi presiden pada 2009.
Zuma, bagi para pendukungnya, dipandang sebagai sosok yang membumi dan ramah. Ia memperoleh kehormatan sebagai pihak pendamai yang memediasi antara ANC dengan Partai Kebebasan Inkatha (IFP), sebuah partai yang didominasi oleh orang-orang suku Zulu.
ADVERTISEMENT
Perselisihan antara kedua partai yang berlangsung pada awal 1990-an tersebut sangatlah pelik, bahkan menyentuh kemungkinan terjadinya perang saudara di Afsel.
Zuma memiliki tempat spesial di hati para simpatisannya. Terbukti dengan kerusuhan yang terjadi di Afsel dalam beberapa hari terakhir ini, diinisiasi oleh pendukung Zuma yang tak setuju atas kasus-kasus pidana yang menyeret nama Zuma.
Bahkan para pendukung Zuma menduga, aktor di balik segala tuduhan terhadap Zuma adalah sejumlah mitra dari Presiden Afrika Selatan saat ini, Cyril Ramaphosa.
Tetapi, sejumlah kontroversi yang menyelimuti Zuma akhir-akhir ini jauh lebih kentara dibandingkan nama besarnya sebagai pejuang anti-apartheid.
Bagi para kritikus Zuma, pejuang anti-apartheid ini "dimabukkan" oleh kekuasaan usai kemerdekaan dimenangkan olehnya, dan akhirnya menjarah kekayaan Afsel dalam skala besar bersama dengan rekan-rekan bisnisnya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, ia pernah didakwa dengan tuduhan pemerkosaan kerabat keluarganya, tetapi dibebaskan dari seluruh tuduhan pada 2006.
Dikutip dari BBC, Zuma terlibat dalam berbagai urusan hukum yang pelik, dengan tuduhan korupsi menjadi mayoritas dari daftar panjang tuduhan atas Zuma.
2005: Dituntut atas tuduhan pemerkosaan, dibebaskan pada 2006.
2005: Dituntut atas kasus korupsi pengadaan senjata pada tahun 1999 senilai miliaran dolar AS, tuntutan dibatalkan tak lama sebelum ia resmi menjabat sebagai presiden.
2016: Pengadilan memerintahkan dirinya untuk didakwa dengan 18 dakwaan korupsi dalam kasus pengadaan senjata tersebut. Ia mengajukan banding, tetapi pada tahun 2017, ia gagal dalam upaya untuk membatalkannya.
Sambutan untuk Presiden Afsel Jacob Zuma. Foto: Reuters/Darren Whiteside
20216: Pengadilan menyatakan Zuma melanggar sumpahnya akibat menggunakan uang pemerintahan untuk merenovasi rumah pribadinya di Nkandla. Ia telah membayarkan kembali uang yang ia gunakan.
ADVERTISEMENT
2017: Ia diminta untuk memilih tim penyelidik untuk menginvestigasi tuduhan bahwa ia memperoleh keuntungan dari hubungan pertemanan dengan Keluarga Gupta, keluarga India yang kaya raya. Ia dan Keluarga Gupta membantah tuduhan tersebut.
2018: Zuma menyetujui investigasi atas klaim penjarahan negara.
2018: Otoritas Kejaksaan Nasional AS mengkonfirmasi bahwa Zuma akan menghadapi penuntutan atas 12 dakwaan penipuan, 1 dakwaan pemerasan, 2 korupsi, dan 1 atas pencucian uang yang berhubungan dengan pengadaan senjata. Zuma menyangkalnya.
2021: Memulai hukuman 15 bulan penjara usai MA memerintahkan penangkapannya akibat menolak untuk memberi kesaksian dalam investigasi soal penjarahan negara.