Profil Mahinda Rajapaksa, PM yang Buat Sri Lanka Seperti Perusahaan Keluarga

11 Mei 2022 15:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa. Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa. Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
ADVERTISEMENT
Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa dulunya pernah menjadi seseorang yang sangat diandalkan oleh rakyatnya. Kini, krisis ekonomi yang memporak-porandakan negara memaksanya untuk turun dari kursi pemimpin pemerintahan Sri Lanka.
ADVERTISEMENT
Sri Lanka saat ini sedang menghadapi keterpurukan ekonomi yang menyebabkan kelangkaan bahan pangan, obat-obatan, hingga bahan bakar.
Ribuan demonstran turun ke jalan-jalan di Sri Lanka sejak awal April menuntut pengunduran diri PM Mahinda dan adiknya, Presiden Gotabaya Rajapaksa. Rakyat menilai kedua bersaudara itu tak becus dalam membenahi keadaan ekonomi negara.
Di bawah tekanan yang meningkat, Presiden Gotabaya Rajapaksa mencopot kakak laki-lakinya Chamal dan keponakan tertuanya Namal dari Kabinet pada pertengahan April. Namun, Mahinda enggan turun jabatan begitu saja.
Pria berusia 76 tahun itu pada akhirnya menyerahkan surat pengunduran diri sebagai Perdana Menteri pada Selasa (10/5/2022).
Langkah ini ia ambil setelah para pendukungnya menyerang pengunjuk rasa anti-pemerintah di luar kantor Presiden Gotabaya Rajapaksa. Bentrokan tersebut menewaskan 7 orang dan melukai 200 lainnya.
ADVERTISEMENT
Pengunduran diri Mahinda yang dilakukan sebagai upaya untuk menenangkan pengunjuk rasa hingga saat ini belum berhasil meredam massa.
Kekerasan masih berlanjut di Kolombo pada Selasa pekan ini. Publik dikabarkan membakar rumah keluarga Rajapaksa hingga rata dengan tanah. Ratusan orang juga dilaporkan berusaha untuk menyerbu kediaman resmi Rajapaksa dan keluarganya hingga mereka terpaksa dievakuasi.

Keluarga Politikus

Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa. Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
Mahinda Rajapaksa sendiri lahir dari keluarga yang menguasai medan politik Sri Lanka selama lebih dari dua dekade. Ia merupakan putra pertama dari 9 bersaudara. Ayah dan pamannya sempat menjabat sebagai anggota parlemen negara. Hampir semua saudara-saudaranya memiliki catatan karier politik yang cemerlang.
Mahinda memiliki jejak pengalaman di dunia politik yang tak kalah mengesankan. Pria yang lahir pada 18 November 1945 memasuki dunia politik dari usia muda. Ia menjadi anggota parlemen termuda di usia 24 di kursi yang dulu diduduki ayahnya. Setelah kehilangan kursi pada 1977, Mahinda fokus pada karier hukumnya. Ia pun kembali ke parlemen pada 1989.
ADVERTISEMENT
Ia pernah menjabat sebagai menteri tenaga kerja (1994–2001) dan menteri perikanan dan sumber daya perairan (1997–2001) di bawah Presiden Chandrika Kumaratunga.
Pada April 2004, Kumaratunga mengangkatnya sebagai perdana menteri setelah pemilihan umum.

Pahlawan Perang Saudara Sri Lanka

Perdana Menteri Sri Lanka Mahinda Rajapaksa. Foto: Dinuka Liyanawatte/REUTERS
Setahun setelah menjabat sebagai Perdana Menteri, Mahinda terpilih untuk menjadi kandidat calon presiden dari Partai Kebebasan Sri Lanka. Ia mengalahkan capres Ranil Wickremesinghe dari Partai Persatuan Nasional dalam pemilu Sri Lanka November 2005.
Pada saat itu, pemerintah Sri Lanka berada di tengah-tengah pembicaraan damai dan perjanjian gencatan senjata yang genting dengan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE).
Organisasi gerilya yang dikenal sebagai Macan Tamil itu berusaha untuk mendirikan negara Tamil merdeka di Sri Lanka utara dan timur. Mahinda pun mengumumkan niatnya untuk membasmi kelompok separatis tersebut.
ADVERTISEMENT
Pada 2009 tentara Sri Lanka mengalahkan pasukan Macan Tamil dan mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung sejak 1983 di negara itu.
Mahinda pun menjadi pahlawan di mata rakyat. Ia menggunakan momen itu untuk kembali maju ke pemilu selanjutnya dengan kemenangan besar pada 2010. Meski demikian, pengamat internasional mengkritik kebrutalan pasukannya menumpas perang saudara yang telah menyebabkan banyak kematian warga sipil.

Membangun Dinasti Politik Rajapaksa

Selama masa kepresidenannya dari 2005 hingga 2015, Mahinda menguatkan posisinya sebagai figur politik kuat Sri Lanka. Ia mengubah konstitusi agar dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga. Sementara itu, tiga saudara laki-lakinya—Gotabaya, Basil, dan Chamal—dianugerahi posisi penting di pemerintahan.
Gotabaya pun banyak menerima tuduhan bahwa ia menjalankan negara bak sebuah perusahaan keluarga. Popularitas domestiknya pun mulai menurun sejak 2014 di tengah dugaan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
ADVERTISEMENT
Pada 2015, Maithripala Sirisena, mantan anggota kabinet Mahinda, mengalahkannya dan dilantik sebagai presiden.
Setelah kekalahan mereka pada 2015, Klan Rajapaksa berjuang melawan penangkapan dan kasus korupsi di pengadilan. Namun, ini jauh dari akhir perjalanan politik Mahinda.
Tiga tahun kemudian, Mahinda diangkat secara singkat sebagai perdana menteri pada Oktober 2018 oleh Presiden Sirisena, yang memecat Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe. Mahinda mengundurkan diri pada 15 Desember di tahun yang sama.
Rajapaksa dan para pendukungnya di parlemen membelot dari partai yang berkuasa dan bergabung dengan partai Sri Lanka Podujana Peremuna (SLPP) dan Mahinda secara resmi menjadi pemimpin oposisi.
Pada tahun 2019 SLPP mengumumkan pencalonan presiden adik laki-laki Mahinda, Gotabaya Rajapaksa. Mahinda pun ditunjuk untuk menjabat sebagai Perdana Menteri.
ADVERTISEMENT
Saudara lainnya, Basil Rajapaksa, diangkat menjadi Menteri Keuangan pada Juli 2020. Sedangkan kakak tertua mereka, Chamal Rajapaksa, menjadi menteri Kabinet.
Namun, semua Rajapaksa yang berkuasa belum berhasil membawa Sri Lanka keluar dari kekacauan keuangan ini. Kini Presiden Gotabaya adalah Rajapaksa terakhir yang berdiri di pemerintahan d tengah amarah publik.
Penulis: Airin Sukono.