Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Putra mahkota Kaisar Jepang, Naruhito, resmi naik takhta. Anak sulung Akihito itu akan memimpin era Reiwa dan menjadi simbol Jepang menggantikan era Heisei yang telah berjalan selama 30 tahun.
ADVERTISEMENT
"Saat saya naik takhta, saya berjanji saya selalu memikirkan dan mendekat dengan rakyat, saya juga akan memenuhi tugas saya sebagai simbol dan pemersatu masyarakat Jepang sesuai konstitusi," ucap Naruhito di Istana Kekaisaran Matsu no ma, seperti dikutip dari Reuters, Rabu (1/5).
Naruhito bukan anak Akhihito satu-satunya. Dia memiliki adik laki-laki bernama Fumihito dan adik bungsu, putri Kuroda.
Takhta resmi diteruskan ke Naruhito sebagai putra sulung dalam prosesi pergantian takhta, Rabu (1/5). Naruhito akan menjadi simbol baru keharmonisan Jepang bersama istrinya, Owada Masako.
Saat kakek Naruhito, Hirohito, meninggal dunia dan ayahnya naik takhta pada 1989, Naruhito masih berusia 28 tahun. Pada 2016, Akihito memilih mengundurkan diri karena kesehatannya yang kian menurun.
ADVERTISEMENT
Dalam sejarah kekaisaran selama 200 tahun, Akihito adalah kaisar pertama yang mengundurkan diri. Akihito dan istrinya, Michiko, yang berasal dari kalangan rakyat biasa, juga membesarkan anak-anak mereka sendiri, tanpa mengandalkan dayang-dayang kaisar.
Akihito dan Michiko juga mendukung Naruhito menjadi akademisi. Berbeda dengan ayahnya dan kakeknya yang bergelut di kekaisaran sejak kecil, Naruhito mendapat kesempatan untuk melanjutkan studi di universitas hingga S2.
Dia meraih gelar sarjana sejarah di Gakushuin University pada usia 22 tahun. Naruhito lalu melanjutkan pendidikannya dan mengambil prorgram pascasarjana di Merton College, Oxford University, Inggris, selama kurang lebih dua tahun. Ilmu yang ia dapat selama kuliah ditelurkan dalam sebuah memoir “The Thames and I: A Memoir of Two Years at Oxford”.
Sesaat sebelum ulang tahunnya yang ke-59 pada tanggal 23 Februari 2019, Naruhito juga sempat mengadakan konferensi pers. "Saya merasa sangat khusyuk ketika memikirkan masa depan," tuturnya dilansir Nippon.
ADVERTISEMENT
Naruhito menuturkan, apa yang telah dia pelajari dari pendahulunya akan menjadi panduannya memimpin era Reiwa.
“Sama seperti angin baru bertiup di setiap zaman, peran keluarga kekaisaran berubah. Saya ingin dengan kuat meneruskan tradisi yang telah diturunkan sejak zaman kuno, sementara juga mengejar peran ideal yang harus diambil keluarga kekaisaran di masa depan," sambungnya.
Keith George, teman Naruhito, juga menceritakan sosok Naruhito di masa-masa kuliah. Saking karibnya, mereka berdua sering bermain musik bersama.
George yang berasal dari Amerika Serikat sangat menggemari musik country dan bluegrass. George gemar bermain senar banjo, sedangkan Naruhito lihai bermain biola.
"Dia akan menjadi kaisar yang fantastis, ia orang yang penyayang, ia orang yang rendah hati, tapi saya memastikan tidak pernah melupakan tugasnya sebagai putra mahkota, dan ia tidak akan pernah melupakan itu semua sebagai seorang kaisar," kata George dilansir Associated Press.
ADVERTISEMENT