Protes Anti Pemerintah Berujung Bentrok di Beirut, 530 Orang Terluka
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Diberitakan Reuters, pada aksi Sabtu (18/1) dan Minggu (19/1), demonstran melempari aparat dengan batu, petasan, atau kembang api. Tindakan tersebut dibalas aparat dengan tembakan meriam air, peluru karet, dan gas air mata.
Massa meneriakkan "revolusi" dalam aksi besar di pusat bisnis Beirut. Beberapa demonstran memanjat barikade kawat berduri, mencoba menerobos ke gedung parlemen, memaksa aparat bertindak tegas.
Total korban terluka dalam bentrokan selama dua hari di akhir pekan mencapai lebih dari 530 orang. Palang Merah Lebanon mengaku telah merawat 52 korban luka, 38 di antaranya terpaksa dilarikan ke rumah sakit.
Ini adalah korban terbanyak dalam aksi protes yang dimulai sejak akhir Oktober 2019 di Lebanon.
Massa awalnya memprotes rencana pemerintah menerapkan pajak bagi para pengguna WhatsApp. Alasannya, pajak itu akan digunakan memperbaiki lingkungan usai kebakaran hutan. Masyarakat menolak, mengatakan kebakaran hutan bisa dicegah jika pemerintah becus mempersiapkannya.
ADVERTISEMENT
Kemarahan terhadap pemerintah memicu mundurnya Perdana Menteri Lebanon Saad Hariri pada 29 Oktober. Namun hingga kini, pemerintahan baru belum juga terbentuk. Hariri hingga saat ini masih menjabat PM sementara.
Protes yang awalnya berlangsung damai berubah ricuh akibat keputusasaan masyarakat akan kondisi yang memburuk. Nilai mata uang pound Lebanon anjlok 60 persen. Sistem perbankan terpuruk, warga dibatasi mengambil uang hanya sekitar USD 200 per bulan.
"Negara ini berubah dari negara yang dulu dijuluki Swiss dari timur menjadi negara dengan ranking terbontot dalam segala hal. Jika mereka (aparat) meningkatkan kekerasan, maka kekuatan rakyat akan semakin besar," kata Rezzan Barraj, 47, ibu rumah tangga peserta aksi protes.
Pasukan Keamanan Dalam Negeri (ISF) Lebanon mengimbau masyarakat untuk tetap tenang. ISF mengatakan, setiap serangan terhadap aparat akan direspons dengan tegas.
ADVERTISEMENT
Rencananya Menteri Dalam Negeri, Menteri Pertahanan, dan Panglima Militer Lebanon akan bertemu pada Senin (20/1) di Istana Negara.