Protes Anti-Prancis di Pakistan, Pendukung Partai Radikal Sandera 11 Polisi

19 April 2021 12:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi Pakistan menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berbaris menuju Kedutaan Besar Prancis pada unjuk rasa menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Islamabad, Pakistan, Jumat (30/10). Foto: A.H. Chaudary/AP Photo
zoom-in-whitePerbesar
Polisi Pakistan menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berbaris menuju Kedutaan Besar Prancis pada unjuk rasa menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Islamabad, Pakistan, Jumat (30/10). Foto: A.H. Chaudary/AP Photo
ADVERTISEMENT
Kondisi Pakistan memanas. Sebanyak 11 anggota polisi Pakistan disandera pendukung partai radikal Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP).
ADVERTISEMENT
Pemerintah Pakistan menyatakan, penyanderaan yang terjadi akhir pekan lalu dipastikan sudah berakhir. Belasan polisi tersebut sudah dibebaskan.
"Para anggota polisi dibebaskan Senin subuh usai negosiasi dengan TLP," kata Mendagri Sheikh Rashid Ahmed seperti dikutip dari AFP.
Para pendukung kelompok agama membakar representasi bendera Prancis saat unjuk rasa menentang Presiden Prancis Emmanuel Macron, di Lahore, Pakistan, Jumat (30/10). Foto: K.M. Chaudary/AP Photo
TLP pada pekan lalu dilabeli sebagai organisasi teroris oleh Pakistan. Seluruh kegiatan partai itu saat ini sudah dilaranng.
Penyanderaan polisi di kota Lahore merupakan bagian upaya TLP mengusir Dubes Prancis dari Pakistan. TLP bahkan menjatuhkan deadline pengusiran pada 20 April 2021.
TLP dikenal sebagai kelompok di balik gerakan anti-Prancis di Pakistan. Gerakan itu muncul sebagai protes kepada Presiden Prancis Emmanuel Macron yang mengizinkan majalah Charlie Hebdo menerbitkan karikatur Nabi Muhammad beberapa waktu lalu.
Gerakan TLP mendapat dukungan besar di kota Lahore. Atas makin luasnya gerakan itu, pengamanan Kedubes Prancis di Pakistan diperketat.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Prancis bahkan meminta warganya segera pergi Pakistan. Perusahaan-perusahaan Prancis juga disarankan menghentikan operasional.