Protes Kenaikan Harga Bahan Pokok, Ribuan Warga Argentina Turun ke Jalan

13 Mei 2022 12:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anggota organisasi sosial dan kelompok kiri berbaris menuju alun-alun Plaza de Mayo untuk menuntut pemerintah mengambil tindakan segera melawan inflasi yang merajalela, di Buenos Aires pada 12 Mei 2022. Foto: Luis Robayo / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Anggota organisasi sosial dan kelompok kiri berbaris menuju alun-alun Plaza de Mayo untuk menuntut pemerintah mengambil tindakan segera melawan inflasi yang merajalela, di Buenos Aires pada 12 Mei 2022. Foto: Luis Robayo / AFP
ADVERTISEMENT
Masyarakat Argentina membanjiri pusat ibu kota pada Kamis (12/5/2022). Ribuan orang itu menggelar unjuk rasa terhadap inflasi yang kian melambung.
ADVERTISEMENT
Para demonstran tidak hanya berasal dari Buenos Aires. Merespons seruan serikat pekerja dan kelompok sayap kiri, sebagian turut hadir dari luar ibu kota. Aksi itu bertajuk 'Pawai Federal untuk pekerjaan dan upah, dan melawan kelaparan dan kemiskinan'.
Seruan untuk protes semakin meningkat dalam empat bulan terakhir. Sebab, ekonomi negara tak lagi dapat membendung inflasi. Masyarakat lantas mengkritisi kebijakan sosial Presiden Argentina Alberto Fernandez.
Data terbaru menunjukkan, harga bahan pokok telah merayap naik hingga 23 persen sejak awal 2022. Argentina telah mencatat inflasi lebih dari 50 persen pada 2021.
Namun, kecepatan kenaikan kali ini diperkirakan akan melampaui perkiraan terburuk sebesar 60 persen pada akhir tahun.
Anggota organisasi sosial dan kelompok kiri berbaris menuju alun-alun Plaza de Mayo untuk menuntut pemerintah mengambil tindakan segera melawan inflasi yang merajalela, di Buenos Aires pada 12 Mei 2022. Foto: Luis Robayo / AFP
Warga lantas menunjukkan amarah pada pembatasan anggaran pemerintah. Pembatasan itu merupakan keharusan selama negosiasi utang dengan Dana Moneter Internasional (IMF).
ADVERTISEMENT
Mereka menentang pembayaran utang IMF senilai USD 44 miliar (setara Rp 643 triliun). Pihaknya telah menuntut paket bantuan sosial yang lebih murah hati.
Pemerintah pun berupaya mengurangi harapan atas bantuan tersebut. Namun, perpecahan mulai tampak dalam koalisi pemerintah. Wakil Presiden Argentina Cristina Kirchner telah mengkritik Fernandez secara terbuka.
"Saya tidak berpikir kita akan menghormati semua aspirasi, semua kepercayaan, semua harapan yang telah ditempatkan pada kita," tegas Kirchner, dikutip dari AFP, Jumat (13/5/2022).