Protes Solusi Damai Versi AS, Palestina Akan Mengadu ke DK PBB

30 Januari 2020 9:38 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas Foto: AP Photo/ Raad Adayleh
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas Foto: AP Photo/ Raad Adayleh
ADVERTISEMENT
Presiden Palestina Mahmoud Abbas akan menyampaikan protes di Dewan Keamanan PBB atas solusi damai dengan Israel yang diajukan Amerika Serikat. Palestina bahkan telah menyiapkan strategi di PBB untuk menggalang dukungan dunia untuk mengecam solusi AS tersebut.
ADVERTISEMENT
Utusan Palestina untuk PBB di New York, Riyad Mansour, pada Rabu (29/1) mengatakan Abbas akan menyampaikan protesnya di DK PBB dua pekan mendatang. Mereka berharap DK PBB akan mengeluarkan resolusi berisikan kecaman atas solusi AS yang dianggap hanya menguntungkan Israel.
Dalam solusi yang ditawarkan Presiden AS Donald Trump, negara Palestina bisa berdiri dengan beberapa syarat. Di antara syaratnya yang paling menuai kemarahan adalah Yerusalem harus menjadi ibu kota Israel. Sementara Palestina mendapatkan Abu Dis, kota pinggiran Yerusalem sebagai ibu kota.
Selain itu, dalam solusi tersebut, AS mendukung legalitas pembangunan permukiman Yahudi di wilayah caplokan Tepi Barat. Padahal PBB menganggap tindakan Israel itu adalah pelanggaran atas hukum internasional.
Palestina yakin betul resolusi di DK PBB nanti akan diveto oleh AS sebagai salah satu negara anggota tetap. Oleh karena itu, kata Mansour, Palestina akan mendorong voting di Majelis Sidang PBB untuk resolusi yang mengecam rencana Trump.
Voting resolusi Dewan Keamanan PBB. Foto: AP Photo/Bebeto Matthews
"Kami akan mengusahakan yang terbaik dengan sahabat-sahabat kami untuk memperoleh draf resolusi terkuat dan mendapatkan voting untuk resolusi itu," kata Mansour seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT
"Tentu saja kita akan melihat penentangan yang besar dari rencana Trump," lanjut dia lagi.
Strategi di PBB ini pernah dilakukan Palestina ketika memprotes pengakuan Yerusalem sebagai ibu kota Israel oleh Trump pada 2017. Ketika itu, Majelis Umum PBB menghasilkan resolusi yang mendesak Trump mencabut pengakuannya tersebut.
Ada 128 negara yang mendukung resolusi, 9 menentang, 35 abstain, dan 21 tidak mengambil voting saat itu. Resolusi ini tidak mengikat, namun memiliki tekanan politis, menunjukkan dukungan dunia kepada Palestina.
Israel, sementara itu, mengaku telah bersiap untuk mengantisipasi langkah Palestina di PBB. "Kami akan bekerja untuk menjegal upaya ini, dan melakukan kampanye diplomatik dengan AS," bunyi pernyataan misi Israel di PBB.