Proyek Jet Tempur RI-Korsel Dipastikan Berlanjut meski Ada Masalah

3 Mei 2018 14:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menhan Ryamizard Ryacudu di Markas Korps Marinir (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Menhan Ryamizard Ryacudu di Markas Korps Marinir (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan Indonesia masih berkerja sama dengan Korea Selatan dalam program pengembangan jet tempur generasi 4,5. Pernyataan itu dilontarkan Ryamizard untuk menepis isu Indonesia tengah menarik diri dari program bernama KFX/IFX (Korean Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment).
ADVERTISEMENT
Ryamizard mengatakan, pemerintah bisa merugi jika menarik diri dari program pengembangan teknologi militer itu. Apalagi uang yang dikeluarkan pemerintah untuk proyek tersebut terbilang besar.
“Sudah didatangkan rugi dong kita. Itu Rp 3 triliun masa dibuang saja,” ujar Ryamizard di Lapangan Markas Marinir, Cilandak, Jakarta Selatan, pada Kamis (3/5).
Meski demikian, Ryamizard mengakui program KFX/IFX sempat terkendala kelengkapan soal perizinan. Namun, masalah itu saat ini sedang dibenahi.
“Yang pertama kali waktu dulu menandatangani persetujuan segala macam tidak lengkap. Jadi kita tidak boleh, kita tidak mau. Kita bisa membuat, juga harus bisa menjual. Jangan sampai kita bisa buat ga bisa menjual. Kami nego terus,” papar Ryamizad.
Selain itu, diakui pula program ini juga tengah terkendala pengadaan komponen yang harus didatangkan dari Amerika Serikat. Hal itu, masih akan dibahas lebih lanjut oleh pihak Kemenhan.
ADVERTISEMENT
“Itu akan dibahas, tapi saya rasa baik-baik sajalah,” ucap Ryamizad.
KFX/IFX sudah dicanangkan Korea dan Indonesia pada 2016. Rencananya proyek tersebut dibiayai 80 persen oleh Korea dan 20 persen oleh Indonesia.
Pesawat KF-X/IF-X (Foto: Anggi Kusumadewi via Kemhan)
zoom-in-whitePerbesar
Pesawat KF-X/IF-X (Foto: Anggi Kusumadewi via Kemhan)
Tahun depan rencananya, satu purwarupa (prototype) pesawat ini sudah diproduksi, dan pada tahun 2026 pesawat ini sudah bisa mendapat type certifcate. Pada pertengahan 2017, Kementerian Pertahanan menyatakan pengembangan pesawat tersebut telah mencapai 14 persen.
Pesawat tempur ini juga digadang-gadang memiliki kemampuan semi tak kasat radar, dan juga akan lebih canggih daripada Jet Tempur F-16, salah satu tulang punggung TNI AU saat ini.