PSI: Kami Tak Ingin Agama Dipakai untuk Politik
ADVERTISEMENT
Ketua Umum PSI Grace Natalie menegaskan bahwa partainya bukan partai yang anti-agama. Pernyataan Grace menyikapi pro dan kontra soal misi PSI yang akan menolak perda agama jika terpilih nanti di Pileg 2019.
ADVERTISEMENT
Grace meluruskan bahwa sikap PSI itu justru bertujuan agar agama tidak digunakan untuk kepentingan politik. "Kami menjelaskan bahwa PSI tidak anti agama sama sekali tidak. Justru kami ingin menempatkan agama di tempat yang tinggi karena agama itu jangan lagi dipakai sebagai alat politik," kata Grace di Jokowi Centre, Jakarta Pusat, Sabtu (17/11)
"Kami ingin agar produk hukum adalah universal, tidak parsial, tidak mendasar pada agama apapun," sambung dia.
Ia mengaku ingin adanya kesetaraan di antara pemeluk agama sesuai konstitusi yang berlaku. Grace merujuk pada sila pertama Pancasila yakni Ketuhanan Yang Maha Esa yang tidak merujuk pada agama apapun.
"Kami ingin mengembalikan lagi kepada konstitusi agar tidak ada lagi namanya mayoritas minoritas. Semua agama mulia dan semua warga negara sesuai dengan konstitusi bisa menjalankan keyakinannya dimanapun mereka berada," pungkas Grace.
ADVERTISEMENT
Salah satu misi PSI jika terpilih nanti di Pileg 2019 adalah mencegah ketidakadilan dan tindakan diskriminasi di masyarakat. Hal itu diwujudkan dalam bentuk penolakan perda-perda agama baik injil atau pun syariah.
Hal tersebut disampaikan Grace dalam sambutannya di HUT PSI. Ia mengaku misi PSI adalah mencegah lahirnya ketidakadilan, diskriminasi, dan seluruh tindak intoleransi di Indonesia.
"Partai ini tidak akan pernah mendukung Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak boleh ada lagi penutupan rumah ibadah secara paksa," kata Grace ICE BSD Tangerang Selatan, Minggu (11/11)