PSU Pilgub Kalsel, Haji Denny Masih Temukan Masalah DPT hingga Politik Uang

9 Juni 2021 17:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konpers Denny Indrayana usai PSU Pilgub Kalsel. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Konpers Denny Indrayana usai PSU Pilgub Kalsel. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
KPU Kalimantan Selatan telah menggelar pemungutan suara ulang (PSU) di Pilgub Kalsel 2020 pada Rabu (9/6).
ADVERTISEMENT
Ada dua kandidat cagub dan cawagub bertarung dalam Pilgub Kalsel yakni paslon 01 Sahbirin Noor-Muhidin sebagai petahana melawan paslon 02 Denny Indrayana-Difriadi Darjat.
Denny Indrayana atau akrab disapa Haji Denny langsung menggelar konferensi pers setelah selesai memantau PSU Pilgub Kalsel. Denny memberikan beberapa catatan dalam PSU ini.
"Kami mencermati dan tadi sudah ikut memantau saya lihat dan kunjungi lalu berdiskusi di beberapa TPS, meskipun kesannya PSU kita secara prosedur berjalan lancar dan damai, kami tetap mencatat beberapa persoalan mendasar yang tetap harus kita kritisi," kata Denny.
Denny menjelasakan masalah dalam PSU ini sangat klise namun terus berulang kali terjadi. Pertama terkait dengan daftar pemilih tetap atau DPT.
"Pertama persoalan dengan DPT, masih ada pemilih yamg akhirnya kehilangan hak pilihnya, ini tak boleh terjadi. Jadi karena satu dan lain hal tidak tercantum dalam DPT sehingga kemudian tidak bisa memilih," ucap Haji Denny.
ADVERTISEMENT
"Tadi sempat debat panjang di salah satu TPS di Martapura Kota, atau masih ada sengaja enggak dapat surat undangan. Meski kami jelaskan itu bukan hal wajib ini akhirnya mengganggu dan menghilangkan hak pilih," tambah dia.
Salah seorang warga di Banjarmasin Selatan gunakan hak pilihnya pada pelaksanaan PSU Pilgub Kalsel 2020, Rabu (9/6). Foto: Istimewa/ANTARA Kalsel
Eks WamenkumHAM itu menuturkan, dirinya juga masih menemukan praktik politik uang. Maka dari itu ia mengajak lawannya yakni Sahbirin untuk melawan politik uang.
"Izinkan kami mengulangi masih maraknya politik uang. Kami tidak henti-hentinya mengajak paslon 01 Sahbirin untuk melawan, bersama-sama melawan tapi sayangnya di lapangan akhirnya ada gesekan-gesekan antara yang ingin memberi uang dengan tim kami yang berusaha bermain politik bersih menjaga tidak ada jual beli suara," ucap Haji Denny.
Melihat hal ini, Haji Denny mengatakan asas pemilu yang jujur dan adil di Kalsel masih sangat jauh untuk tercapai. Sebab di lapangan masih terjadi peristiwa seperti ini.
ADVERTISEMENT
"Catatan ini tetap harus disampaikan agar kita paham perjuangan menjaga pemilu yang jurdil masih hadapi tantangan tidak mudah di lapangan," tutup Haji Denny.