Puan di Hari Anak Nasional 2024: Anak Harus Melek Teknologi, tapi Tolong Diawasi

23 Juli 2024 10:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR Puan Maharani beri santunan ke anak yatim piatu di Masjid At Taufiq Jakarta Selatan. Foto: DPR RI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR Puan Maharani beri santunan ke anak yatim piatu di Masjid At Taufiq Jakarta Selatan. Foto: DPR RI
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ketua DPR RI Puan Maharani menitip pesan kepada pemerintah bertepatan dengan Hari Anak Nasional yang diperingati setiap 23 Juli. Puan menyebut, hari anak nasional jadi momentum untuk memberikan jaminan agar anak mendapat akses mudah dalam dunia digital.
ADVERTISEMENT
"Selamat Hari Anak Nasional tahun 2024. Peringatan HAN kali ini dapat menjadi momen pengingat untuk pentingnya jaminan hak-hak bagi anak, termasuk hak anak untuk mendapat akses dunia digital yang sehat,” kata Puan dalam keterangannya Selasa (23/7).
Puan menekankan perlunya memahami dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi bagi anak-anak. Jika melihat era digitalisasi saat ini, katanya, anak zaman sekarang memiliki karakteristik yang berbeda dengan generasi sebelumnya.
"Anak-anak zaman sekarang memang perlu melek teknologi, namun tetap perlu pendampingan orang tua agar terhindar dari dampak negatif teknologi itu sendiri," ucap dia.
Sejumlah warga memadati Pasar Gembrong untuk berburu mainan anak saat libur Lebaran di Jalan Basuki Rachmat, Jatinegara, Jakarta Timur, Kamis (11/4/2024) Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
Puan menilai, dampak baik dari kemajuan teknologi untuk karakter anak-anak yang masuk dalam generasi digital saat ini antara lain adalah aktif dalam mengekspresikan diri, memiliki wawasan yang luas, menyukai kebebasan, ingin memiliki kontrol hingga memiliki kemampuan adaptasi teknologi yang baru.
ADVERTISEMENT
“Itu adalah hal positif yang dapat dikembangkan untuk menjadikan anak Indonesia semakin kreatif dan unggul,” tutur Puan.
Ketua DPP PDIP ini meminta orang tua dan pihak sekolah memberikan batasan akses penggunaan internet kepada anak.
Dia mengingatkan, penggunaan teknologi secara berlebihan cenderung memiliki berbagai masalah untuk anak seperti kesehatan mental, kekurangan fokus, kurangnya kreativitas alami, keterlambatan dalam belajar bahasa, dan beberapa masalah sosial lainnya.
"Hal-hal negatif seperti itu yang perlu diantisipasi. Jangan sampai anak-anak terpapar teknologi yang negatif. Maka agar anak cerdas dan berprestasi, pastikan mereka berinternet secara sehat. Dan itu menjadi tugas kita bersama,” ucap dia.
Ilustrasi Media Sosial. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Puan menjelaskan, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sebanyak 88,9% anak usia 5 tahun ke atas di Indonesia sudah mengakses internet untuk media sosial. Kemudian 66,13% anak mengakses internet untuk mendapat informasi atau berita dan 63,08% lainnya untuk hiburan.
ADVERTISEMENT
Puan menyebut, perlindungan terhadap anak di ranah daring dan digital perlu menjadi atensi bersama. Hal ini karena kemudahan akses yang didapatkan tanpa pengawasan dapat menimbulkan berbagai konsekuensi dan anak rentan menjadi korban kejahatan online.
Adapun beberapa hal yang menjadi perhatian global terkait kerentanan ranah digital bagi anak seperti cyberbullying, sextortion, scam, hoaks, child grooming, pornografi, hingga eksploitasi dan pelecehan seksual anak daring.
“Maka dibutuhkan kolaborasi multipihak baik dari pemerintah, DPR, lembaga penegak hukum, pelaku dunia pendidikan, dan masyarakat itu sendiri untuk berkomitmen menciptakan dunia digital yang sehat dan ramah untuk anak,” terang Puan.
Ketua DPP PDIP sekaligus Ketua DPR, Puan Maharani menyampaikan sikap politik PDIP pada Rakernas V PDIP di Ancol, Jakarta, Minggu (26/5/2024). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Puan juga meminta pemerintah memastikan pemerataan infrastruktur teknologi yang akan mendukung peningkatan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya bagi anak-anak yang berada di wilayah 3TP (tertinggal, terdepan, terluar, dan perbatasan).
ADVERTISEMENT
“PR yang masih harus dilakukan pemerintah ialah memastikan jaringan internet dan infrastruktur teknologi lainnya sudah tersebar ke seluruh daerah di Tanah Air, bukan hanya di kota-kota besar saja,” ucap dia.