Puan: MIKTA Sepakat Dorong Perdamaian di Palestina Meski Ada Perbedaan Pendapat

20 November 2023 22:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR Puan Maharani bersama ketua parlemen anggota MIKTA usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Senin (20/11/2023). Foto: Nadia Riso/kumparan
ADVERTISEMENT
Ketua DPR RI Puan Maharani mengatakan, MIKTA Speaker's Consultation ke-9 yang digelar di Jakarta sepakat mendorong perdamaian di Palestina yang tengah menghadapi agresi militer dari Israel meski ada perbedaan pandangan dari parlemen negara-negara MIKTA. Hal tersebut disepakati usai ketua parlemen anggota MIKTA melakukan diskusi.
ADVERTISEMENT
“Kita semua yakin perbedaan antar negara harus diselesaikan di meja perundingan dan bukan di medan konflik terbuka, melalui diplomasi dan bukan dengan kekerasan. Kita percaya the power of dialogue," kata Puan.
MIKTA merupakan grup negara-negara kekuatan menengah (middle power) yang terdiri dari Meksiko, Indonesia, Korea Selatan, Turki dan Australia. Sementara MIKTA Speaker's Consultation ialah forum konsultatif ketua parlemen anggota MIKTA.
Setelah melakukan tiga sesi diskusi dengan pembahasan yang berbeda-beda, parlemen negara MIKTA menghasilkan kesepakatan bersama ketua parlemen Chairs Statement terkait sikap dalam berbagai isu global.
Selain kesepakatan mendorong terciptanya perdamaian di Palestina dan Ukraina, dalam Chairs Statement menyetujui aksi perdamaian lainnya yang memiliki dampak negatif bagi masyarakat dunia. Salah satunya terkait perdamaian bagi negara-negara yang tengah berkonflik, seperti Israel-Palestina dan Rusia-Ukraina.
Ketua DPR RI Puan Maharani konferensi pers sebelum membuka acara forum MIKTA di Hotel Kempinski, Jakarta, pada Senin (20/11/2023). Foto: Luthfi Humam/kumparan
Berikut kutipan joint statement MIKTA Speaker's Consultation terkait isu perdamaian global:
ADVERTISEMENT
Sebelum menutup forum konsultatif itu, Puan menyebut MIKTA Speakers Consultation merupakan platform untuk memfasilitasi dialog dan membangun jembatan serta mencari kesamaan pandangan, bukan malah memperlebar perbedaan.
“MIKTA telah sama-sama berkomitmen untuk selalu mendorong perdamaian, bukan hanya di Palestina tapi di Ukraina juga,” katanya.
Seorang warga Palestina keluar dari tenda setelah hujan turun di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Minggu (19/11/2023). Foto: Mohammed Salem/REUTERS
Puan mengajak pimpinan parlemen MIKTA tour building di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta. Ia mengajak Ketua National Assembly Korea Selatan Kim-Jin Pyo, Ketua Grand National Assembly Turki Numan Kurtulmuş, Wakil Ketua Senat Australia Andrew McLachlan, dan Sekretaris Parlemen Meksiko Fuesanta Guerrero Esquivel berkeliling Gedung DPR.
Dalam kesempatan itu, Puan menjelaskan dukungan bagi Palestina. Dia mengakui ada perbedaan pandangan dari negara-negara MIKTA terkait cara penanganan perang demi terciptanya perdamaian di negara itu.
ADVERTISEMENT
"Memang ada perbedaan pendapat dari negara MIKTA yang menyatakan bahwa apakah perdamaian itu harus dilakukan secara cepat, bahkan kemudian gencatan senjata harus dilaksanakan, namun juga ada yang menyatakan pendapatnya bahwa kita melakukan perdamaian ini secara dialog namun memakan waktu," papar Puan.
Pemandangan udara menunjukkan kompleks rumah sakit Al-Shifa di Kota Gaza pada 7 November 2023, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas. Foto: Bashar Taleb / AFP
Meski ada perbedaan pandangan terkait cara penyelesaiaan konflik di Palestina, eks Menko PMK tersebut menegaskan negara MIKTA sepakat mendorong perdamaian bagi Palestina.
Puan memastikan Indonesia tetap konsisten mendukung kemerdekaan Palestina dari penjajahan Israel karena kekerasan perang telah memakan banyak korban jiwa, termasuk dari anak-anak.
"Namun yang penting saat ini terkait kependudukan Israel di Palestina harus diselesaikan atau disetop. Tentu saja itu bukan hal yang mudah, ini suatu hal yang sulit dilakukan," ungkap cucu Bung Karno tersebut.
ADVERTISEMENT
“Tapi kami terus mendorong penyelesaian secara damai, dan perlunya gencatan senjata segera,” pungkas Puan.