Puan Minta Anggaran COVID-19 Juga Digunakan untuk Perlindungan Anak saat Pandemi

23 Juli 2021 13:16 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: DPR RI
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPR RI Puan Maharani. Foto: DPR RI
ADVERTISEMENT
Hari ini, 23 Juli, diperingati sebagai Hari Anak Nasional. Ketua DPR Puan Maharani memberikan perhatian khusus terkait anggaran COVID-19 untuk anak Indonesia.
ADVERTISEMENT
Ia meminta pemerintah untuk mempercepat realisasi belanja anggaran penanganan COVID-19. Belanja tersebut salah satunya harus dipergunakan untuk perlindungan anak Indonesia yang terdampak pandemi.
“Anak-anak adalah salah satu kelompok yang paling rentan dalam pandemi ini. Mulai dari mereka yang terinfeksi langsung, ditinggal wafat orang tua, sampai mereka yang belajarnya terganggu karena pandemi,” kata Puan kepada wartawan, Jumat (23/7).
"Pemerintah harus memberi perhatian khusus terhadap anak-anak lewat serapan anggaran yang dipergunakan untuk melindungi anak-anak Indonesia dari dampak COVID-19," tambahnya.
Menurut Puan, perlindungan anak bisa dalam bentuk bantuan alat belajar online, santunan atau beasiswa bagi anak-anak yang ditinggal wafat orang tua mereka. Terlebih jika orang tua mereka adalah salah satu tenaga kesehatan yang gugur karena berjuang di garda terdepan menghadapi pandemi.
Ilustrasi anak dan ayah corona. Foto: Shutter Stock
Secara khusus Puan memberi perhatian kepada Vino, anak berusia 10 tahun di Kampung Linggang Purworejo, Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, yang kehilangan kedua orang tuanya karena COVID-19. Vino yang sekarang duduk di kelas 3 SD kini sedang menjalani isolasi mandiri karena juga terinfeksi.
ADVERTISEMENT
“Begitu mendengar berita tersebut, sebagai seorang ibu yang punya dua anak, hati saya pilu mendegar anak sekecil Vino sudah yatim piatu. Dalam kondisi seperti ini, negara harus hadir menjamin segala kebutuhan Vino dan anak-anak Indonesia lain yang mengalami nasib serupa,” jelasnya.
Puan menegaskan selain pemulihan ekonomi, belanja untuk perlindungan anak juga hal yang tak kalah penting. Sebab berbicara anak Indonesia hari ini adalah bicara nasib bangsa ke depan.
"Kalau anak-anak Indonesia hari ini banyak yang putus sekolah dan depresi karena pandemi dan menjadi yatim piatu, bangsa ini yang akan menerima dampaknya 20 atau 30 ke depan,” sebut Puan.
“Jangan sampai ada lost generation karena pendidikan anak-anak Indonesia hari ini terganggu akibat pendemi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT