Puluhan Mahasiswa Unand Diduga Keracunan setelah Makan Bubur Ayam
ADVERTISEMENT
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sebanyak 24 orang yang mayoritas mahasiswa Universitas Andalas (Unand), Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), diduga keracunan usai mengkonsumsi bubur ayam yang dibeli dari pedagang. Kasus ini sedang diselidiki pihak kepolisian.
ADVERTISEMENT
Kapolsek Pauh AKP Nasirwan mengatakan, dari 24 korban yang diduga keracunan, 10 di antaranya masih dirawat di Rumah Sakit Unand.
“Total 24 orang, 10 masih dirawat sekarang, 14 sudah pulang,” kata Nasirwan saat dihubungi kumparan, Jumat (15/12).
Nasirwan menyebutkan, pihaknya telah meminta keterangan dari pedagang bubur ayam. Pedagang mengaku tidak mengetahui bahwa jualannya mengakibatkan keracunan.
“Keterangan pemilik bubur ayam sudah kami minta. Dia mengaku tidak tahu, katanya berjualan rutin. Kemudian sudah lama berjualan. Mungkin ada beberapa jajanan lain titipan orang di kedainya. Itu pengakuannya,” jelasnya.
“Korban ini awalnya beli bubur ayam, diduga dari sana. Karena rata-rata yang mengeluh sakit itu mereka habis makan bubur ayam,” sambung Nasirwan.
Sampel makanan yang dicurigai sebagai pemicu dugaan keracunan telah diambil Dinas Kesehatan Kota Padang untuk diserahkan ke Balai Besar Pengawasan Obat dan Makan (BBPOM).
ADVERTISEMENT
Korban Mual, Pusing, dan Diare
Staf Humas Rumah Sakit Unand Eva Kurniawati menambahkan, seluruh pasien yang masuk mengalami gejala yang sama. Di antaranya alami mual, pusing, muntah hingga diare.
“Pasien yang dirawat tinggal 10 orang, rata-rata mahasiswa semua. Tapi sebelumya yang masuk ke IGD itu totalnya 24 orang, selebihnya rawat jalan,” ujar Eva dikonfirmasi kumparan.
Ia mengatakan penanganan terhadap 10 pasien yang masih dirawat telah dilakukan. Kondisinya kini berangsur membaik.
“Penanganan memberikan tindakan perawatan dan pengobatan yang maksimal. Sekarang mulai membaik kondisi para pasien. Kita melakukan perawatan maksimal, sekarang mulai membaik,” ungkapnya.
“Untuk dicurigai keracunan kami sudah serahkan ke Dinas Kesehatan dan BBPOM terkait itu,” sambung Eva.