Puluhan Warga Mamuju Mengungsi ke Perbukitan karena Isu Tsunami

27 Desember 2018 20:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak di Palu Pasca Tsunami (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak di Palu Pasca Tsunami (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Isu akan terjadinya tsunami setelah peristiwa tsunami besar di Banten, juga muncul di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Puluhan warga ramai-ramai mengungsi mengungsi ke lokasi aman lantaran merebak isu tsunami yang akan menerjang kawasan tersebut pada Jumat (28/12) besok.
ADVERTISEMENT
Dilansir Antara, sejak Kamis (27/12) sore, banyak warga membangun tenda darurat di kawasan perbukitan di Kelurahan Rangas, Simboro Kapulauan di Mamuju. Titik pengungsian berjarak sekitar 500 meter dari tempat tinggal warga.
"Kami mengungsi karena ada isu akan terjadi tsunami besok (Jumat)," kata seorang warga yang mengungsi, Edi, Kamis (27/12).
Edi mengatakan, setidaknya ada 20 kepala keluarga (KK) yang mengungsi. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti dari mana kabar tsunami tersebut muncul dan beredar di masyarakat.
"Di sini ada 20 kepala keluarga yang tinggal. Kami akan bertahan hingga situasinya dianggap aman," kata Edi.
Seorang pengungsi lainnya bernama Dewi mengatakan, ia dan keluarganya akan menetap sementara di lokasi pengungsian, menunggu kabar bahwa kondisi benar-benar aman. Ia bersama keluarganya telah mengungsi sejak Rabu (26/12).
ADVERTISEMENT
"Kami menginap di sini sejak kemarin Rabu (26/12) karena takut terjadi tsunami. Kami akan bertahan sampai kondisinya dianggap aman," ucap Dewi.
Ada empat titik pengungsian yang dibangun oleh warga di Kelurahan Rangas. Meski banyak yang mengungsi namun ada pula warga yang memilih tetap di rumahnya. Burhan salah satunya, ia memilih tinggal lantaran tak mendapat pemberitahuan atau peringatan dari pemerintah terkait datangnya tsunami.
"Saya bersama beberapa warga lainnya masih bertahan karena kurang percaya dengan isu itu. Tapi kami juga tetap waspada jika memang terjadi gelombang tinggi. Sebagian warga memang sudah membangun tenda di atas bukit tetapi kalau siang, para pria kembali ke rumah dan malam baru kembali ke tenda pengungsian," kata Burhan.
ADVERTISEMENT
"Belum ada imbauan dari pemerintah terkait isu tersebut sehingga warga semakin resah dan mengambil inisiatif untuk mengungsi," tutur Burhan.