Puncak Haji Diprediksi Saat Puncak Panas, Jemaah Diimbau Jaga Kesehatan

21 Mei 2022 14:31 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jemaah umrah kembali berdatangan ke Masjidil Haram usai pelaksanaan haji 2021 berakhir . Foto: gph.gov.sa
zoom-in-whitePerbesar
Jemaah umrah kembali berdatangan ke Masjidil Haram usai pelaksanaan haji 2021 berakhir . Foto: gph.gov.sa
ADVERTISEMENT
Sebanyak 100.051 jemaah haji asal Indonesia termasuk petugas akan diberangkatkan ke Arab Saudi pada musim haji tahun 2022. Pemberangkatan pertama pada 4 Juni.
ADVERTISEMENT
Kemenag memprediksi puncak haji (diperkirakan 9-13 Juli -red) akan terjadi pada puncak musim panas yang suhunya bisa mencapai 50 derajat. Karena itu, jemaah diminta untuk memperhatikan kesehatan mengingat haji adalah ibadah fisik.
"Puncak ibadah bulan Juli adalah puncak tertinggi musim panas di Saudi. Kami imbau jemaah jangan banyak aktivitas di luar (hotel), banyak minum, sehingga tidak terkuras energinya ketika di Armuzna atau Arafah, Muzdalifah, dan Mina," ucap Kepala Subdirektorat Bina Petugas Haji Direktorat Bina Haji Kemenag, Suviyanto, , di Asrama Haji Jakarta, Sabtu (21/5).
"Itu puncak panas luar biasa beratnya. Jaga kesehatan, tidak banyak keluar karena panas di luar," imbuhnya.
Menurutnya, puncak haji di Armuzna menjadi titik krusial bagi seluruh jemaah haji dari berbagai negara, karena ibadah yang berat di ruang terbuka sementara suhu sangat panas.
ADVERTISEMENT
Petugas Penyelanggara Ibadah Haji (PPIH) mengikuti simulasi Haji 2022 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta (21/5). Foto: Muhammad Iqbal/kumparan
Terlebih haji tahun ini diprediksi Haji Akbar karena hari Arafah 9 Dzulhijjah bertepatan dengan hari Jumat. Sehingga penduduk Arab pun akan banyak yang ingin berhaji.
Arafah merupakan padang terbuka di sebelah timur Kota Makkah, jemaah haji akan berdiam diri sepanjang hari meski disediakan tenda. Begitu juga Muzdalifah dan Mina berupa padang terbuka untuk jemaah bermalam, sementara di Mina untuk lempar jumrah.
"Tantangan cukup besar apalagi dua tahun tidak ada haji, artinya harapan jemaah sangat tinggi," tuturnya.
Suviyanto mengimbau jemaah untuk mengikuti arahan dari tim kesehatan yang ditugaskan baik di daerah kerja (daker), maupun sektor yang membawahi penginapan jemaah.
"Artinya petugas selalu beri arahan dengan pola hidup sehat di Saudi," pungkasnya.
ADVERTISEMENT