Puskesmas di Sleman Disebut Tak Tolong Pasien dan Tak Beri Bantuan Ambulans

14 November 2022 18:49 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ambulans.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ambulans. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Keluhan terhadap pelayanan Puskesmas Berbah, Kabupaten Sleman, muncul di media sosial. Dalam unggahan akun Masy Hadi Urc di salah satu grup Facebook, disebutkan puskesmas tersebut tidak memberikan tindakan pertolongan pada korban kecelakaan.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, saat meminta pertolongan pengantaran dengan menggunakan ambulans untuk menuju fasilitas kesehatan lainnya, puskesmas tersebut juga tak mengabulkan.
"Sekitar kurang satu setengah jam Minggu (13/11) teman saya menolong korban kecelakaan lalu lintas di Jalan Wonosari KM 9, tepatnya di depan dealer Yamaha timur Pasar Sekarsuli," tulis akun tersebut.
"Korban dibawa ke Puskesmas Berbah, namun dengan alasan tidak ada dokter, dan perawat jaga tidak berani memberikan tindakan pertolongan, dalam situasi yang demikian teman saya minta minta tolong pengantaran pakai ambulans ke faskes lain, tetapi tidak dikabulkan," katanya.
Akun tersebut menjelaskan bahwa korban terpaksa dibawa kembali ke TKP setelah itu meminta bantuan ambulans PMI Bantul untuk evakuasi pasien ke rumah sakit.
ADVERTISEMENT

Ombudsman Datangi Puskesmas Berbah

Kepala ORI Perwakilan DIY Budhi Masturi menyampaikan hasil investigasi kasus jilbab di SMA N 1 Banguntapan. ORI DIY menyimpulkan ada kekerasan terhadap anak setelah ditemukan unsur pemaksaan dan perundungan. Foto: Arfiansyah/kumparan
Mendapatkan informasi tersebut, Kepala Ombudsman Republik Indonesia Perwakilan DIY atau ORI DIY Budhi Masturi pada Senin (14/11) lantas mendatangi puskesmas tersebut. Diduga, terjadi maladministrasi di dalam pelayanan puskesmas tersebut.
"Dugaan dulu, ya, kita belum menyimpulkan. Dugaannya maladministrasinya tidak sesuai prosedur. Kurang memberikan pelayanan," kata Budhi melalui sambungan telepon.
Budhi mengatakan, dari hasil klarifikasi Ombudsman ke kepala puskesmas, dijelaskan bahwa benar pada sekitar jam 19.00 WIB kemarin ada warga yang membawa korban kecelakaan ke Puskesmas Berbah.
"Dalam situasi malam itu tidak ada dokter jaga hanya ada 1 perawat, 1 bidan, dan 1 sekuriti. Kemudian di dalam situasi itu di IGD ada beberapa pasien yang sedang ditangani dan pada saat itulah datang (korban kecelakaan) yang dibawa warga itu," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut penjelasan perawat, kata Budhi, penanganan hanya dilakukan sebatas observasi di dalam mobil saja. Dan mereka kemudian menyimpulkan bahwa korban masih bisa dibawa mandiri ke rumah sakit.
Dari hasil klarifikasi ini, pihak puskesmas mengakui bahwa hal tersebut tidak sebagaimana prosedur yang ada di penanganan medis. Budhi menjelaskan, seharusnya tidak cukup diobservasi saja, tetapi tetap harus ada tindakan seperti memeriksa nadi dan lain sebagainya oleh perawat.
"Ada assessment untuk menyimpulkan sejauh mana kedaruratan si korban sampai dengan apakah dirawat di puskesmas, dirujuk atau di rumah, itu tidak dilakukan. Itu diakui ada kekeliruan itu," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Budhi, ada permasalahan soal pemahaman dari sisi paramedisnya. Mereka tidak cukup memahami kewenangan. Sebenarnya, meskipun perawat di dalam kondisi darurat tetap bisa mengambil tindakan medis.
"Dia bisa mengambil tindakan medis untuk pertama kali gitu, lho, sampai dengan memberi rujukan ke rumah sakit sehingga bisa dianter pakai ambulans. Tampaknya dia tidak cukup memahami punya kewenangan itu. Kami menyimpulkan ini soal edukasi kewenangan dan sebagainya dari puskesmas tidak cukup dilakukan termasuk dinkes," katanya.

Bupati Sleman Lakukan Investigasi

Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo. Foto: Dok. Istimewa
Bupati Sleman Kustini Sri Purnomo mengatakan bahwa dirinya telah menindaklanjuti keluhan warga tersebut dengan melakukan investigasi.
"Pagi ini langsung saya minta investigasi, dan memang ada beberapa kesimpulan. Yang pertama karena keterbatasan layanan seperti dokter yang berjaga di shift sore hingga malam itu sudah selesai masa tugas. Sementara hanya ada 1 perawat dan 1 bidan yang melayani hampir 4 orang yang dirawat di sana," kata Kustini dalam keterangan tertulis, Senin (14/11).
ADVERTISEMENT
Kustini menjelaskan, saat itu ada beberapa pasien yang dirawat di Puskesmas Berbah seperti pasien dyspepsia, pasien anak dengan demam, pasien suspek stroke dan pasien dengan insisi paku.
Sementara, dokter yang seharusnya bertugas shift sore sudah selesai masa tugas. Sehingga, untuk pelayanan profesi dokter hanya dilayani via telepon on call.
Kustini mengungkapkan, saat itu petugas jaga menilai kondisi pasien gawat tetapi tidak darurat sehingga menyarankan agar pasien dibawa menggunakan mobil relawan untuk menuju rumah sakit dibanding harus menunggu persetujuan rumah sakit tujuan.
"Ditambah juga pada saat itu kondisi pasien masih berada di dalam mobil sehingga jika ada pemindahan posisi dikhawatirkan akan menimbulkan risiko pada lengan yang cidera. Oleh karena itu petugas menyarankan untuk langsung membawa pasien ke UGD rumah sakit terdekat," katanya.
ADVERTISEMENT
Menurut Kustini, sebenarnya ada miskomunikasi dalam hal ini. Apa yang jadi keluhan warga ini akan dijadikan evaluasi untuk ke depan.
"Sebenarnya ada miskomunikasinya di sini terkait penggunaan ambulans. Tapi ini tentu akan jadi evaluasi ke depan. Karena bagaimanapun itu kondisi darurat sehingga harusnya mendapatkan pelayanan yang tidak perlu prosedural," katanya.