Putin: Finlandia-Swedia Gabung NATO Tak Masalah, Bukan Ancaman untuk Rusia

17 Mei 2022 6:09 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dewan pengawas platform Russia-Land of Opportunity di Catherine's Hall of the Kremlin di Moskow, Rusia, Rabu (20/4/2022). Foto: Mikhail TERESHCHENKO/Sputnik/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin mengadakan pertemuan dewan pengawas platform Russia-Land of Opportunity di Catherine's Hall of the Kremlin di Moskow, Rusia, Rabu (20/4/2022). Foto: Mikhail TERESHCHENKO/Sputnik/AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Presiden Rusia Vladimir Putin mengaku tak keberatan dengan rencana Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Ia mengatakan Moskow tidak akan terdampak langsung dengan bergabungnya mereka dalam aliansi militer pimpinan AS tersebut.
ADVERTISEMENT
Meski, ia memastikan Rusia tak akan tinggal diam apabila NATO berniat memindahkan lebih banyak pasukan ke Finlandia dan Swedia. Putin menegaskan ekspansi NATO itu sendiri bukan ancaman bagi Rusia.
"Sejauh ekspansi [NATO] yang ada, termasuk adanya anggota baru Finlandia dan Swedia, Rusia tidak memiliki masalah dengan negara-negara ini. Tidak ada. Dan kali ini, tidak ada ancaman langsung ke Rusia dari ekspansi yang memasukkan negara-negara tersebut," kata Putin, dikutip dari Reuters.
Putin telah memutuskan untuk tidak menolak ekspansi tersebut secara langsung. Sebab, ia dihadapkan dengan prospek bahwa penolakannya dapat menyebabkan ekspansi NATO yang dia lawan menjadi lebih luas.
Putin hanya mengatakan ekspansi NATO dimanfaatkan Amerika Serikat dengan cara agresif dan memperburuk situasi keamanan global yang sudah sulit. Adapun memastikan baru akan merespons apabila perluasan aliansi itu menggerakkan senjata atau pasukan ke Rusia.
ADVERTISEMENT
"Perluasan infrastruktur militer ke wilayah ini tentu akan memancing respons kami. Seperti apa? Kami akan melihat ancaman apa yang diciptakan untuk kami," kata Putin.
"[Jika ada] masalah diciptakan tanpa alasan sama sekali. Kami akan bereaksi sesuai dengan itu," imbuhnya.
Tank pasukan militer pro-Rusia menembak saat konflik Rusia-Ukraina dekat pabrik baja Azovstal di kota pelabuhan selatan Mariupol, Ukraina pada Kamis (5/5/2022). Foto: Alexander Ermochenko/REUTERS
Di satu sisi, pernyataan Putin kontras dengan kebijakan Rusia. Selama beberapa dekade, Moskow menganggap ekspansi NATO dalam memasukkan anggota baru sebagai ancaman langsung terhadap keamanan Rusia. Ini pun menjadi pembenaran invasi Rusia ke Ukraina.
Beberapa jam sebelum pernyataan Putin, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Ryabkov, mengatakan Finlandia dan Swedia membuat kesalahan besar apabila bergabung ke NATO. Ia menyebut ini akan menimbulkan konsekuensi besar.
"Mereka seharusnya tidak berilusi bahwa kita akan menerimanya begitu saja," kata dia.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Putin, Dmitry Peskov, juga mengatakan hal serupa dengan Raybkov Kamis lalu. Ia menyebut bergabungnya Finlandia dengan NATO merupakan ancaman bagi Rusia.
"Pasti. Ekspansi NATO tidak membuat benua kita lebih stabil dan aman," ujar Peskov.
Perdana Menteri baru Swedia Magdalena Andersson. Foto: Erik Simander /Kantor Berita TT/via REUTERS
Baik non-blok selama Perang Dingin, Finlandia dan Swedia mengatakan mereka sekarang menginginkan perlindungan yang ditawarkan oleh perjanjian NATO. NATO menjanjikan serangan terhadap anggota mana pun merupakan serangan terhadap semua.
"Kami meninggalkan satu era di belakang kami dan memasuki era baru," kata Perdana Menteri Swedia Magdalena Andersson saat mengumumkan rencana untuk secara resmi meninggalkan status non-blok militer yang telah menjadi landasan identitas nasional Swedia selama lebih dari 200 tahun.
"NATO akan memperkuat Swedia, Swedia akan memperkuat NATO," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Pejabat Swedia dan Finlandia mengatakan Putin tidak bisa menyalahkan siapa pun kecuali dirinya sendiri atas keputusan dua negara tersebut untuk bergabung dengan NATO. Mantan Perdana Menteri Swedia Carl Bildt berguyon di Twitter dengan mengunggah gambar penghargaan palsu untuk Putin sebagai 'penjual NATO tahun ini'.
Profesor ilmu politik di Universitas Pertahanan Swedia, Kjell Engelbrekt, mengatakan Putin tampaknya mencoba untuk membatasi kerusakan atas invasinya ke Ukraina. Meski ia mengakui, terlalu dini untuk mengatakan apakah Putin sekarang telah pasrah dan menerima ekspansi NATO sebagai 'a fait accompli'.
Kendati menurut Engelbrekt, Moskow hanya memiliki beberapa opsi militer tersisa untuk menindaklanjuti sikap tegas yang menuntut Nordik agar tidak bergabung dengan NATO.
“Mengingat bahwa sumber daya militer Rusia cukup terbentang atau bahkan kewalahan pada saat ini, mereka tidak dapat menandingi intensifikasi retorika dengan penempatan dan distribusi lebih banyak kemampuan di bagian Eropa ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT