Putin Sebut Perang di Ukraina Masalah Hidup dan Mati Bagi Rusia

19 Februari 2024 1:46 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Alexander Zemlianichenko / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Medan perang di Ukraina merupakan masalah 'hidup dan mati' bagi Rusia. Presiden Vladimir Putin menegaskan hal tersebut pada Minggu (18/2).
ADVERTISEMENT
Dikutip dari AFP, Rusia telah berulang kali menyebut perang dengan Ukraina merupakan perjuangan demi kelangsungan hidup Negara Beruang Merah. Hal tersebut sebagai upaya menggalang sentimen patriotik dari penduduknya, yang sebagian besar apatis terhadap perang tersebut.
“Saya pikir masih penting bagi kami sendiri, dan terlebih lagi bagi pendengar dan pemirsa kami di luar negeri, untuk memahami cara berpikir kami,” kata Putin dalam wawancara dengan TV pemerintah.
“Segala sesuatu yang terjadi di lini depan Ukraina: Bagi mereka ini adalah peningkatan posisi taktis mereka, namun bagi kami ini adalah nasib kami, ini adalah masalah hidup dan mati,” sambungnya.
Anggota layanan Ukraina menembakkan peluru dari Howitzer M777 di garis depan, saat serangan Rusia di Ukraina berlanjut, di Wilayah Kharkiv, Ukraina 21 Juli 2022. Foto: REUTERS/Gleb Garanich
Putin menanggapi sejumlah pertanyaan dalam wawancara selama dua jam dengan pembawa acara talk show AS Tucker Carlson, yang digunakan Kremlin untuk mempromosikan narasinya mengenai perang tersebut.
ADVERTISEMENT
Dalam wawancara tersebut, Putin berbicara panjang lebar tentang sejarah Rusia dan terus-menerus mempertanyakan status kenegaraan Ukraina.
"Bagi pendengar dan pemirsa Barat, hal ini tidak mudah. Terlebih lagi bagi orang Amerika," kata Putin ketika ditanya tentang renungan sejarahnya yang panjang dalam wawancara dengan Carlson.
“Sejarah Amerika Serikat berusia lebih dari 300 tahun, dan saya (Rusia) memulainya pada tahun 862. Jadi menurut saya tidak mudah bagi khalayak Amerika untuk memahaminya,” sambungnya.