Putin Temui Khamenei dan Erdogan di Iran, Bahas Konflik Suriah hingga Ukraina

19 Juli 2022 14:36 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan para pemimpin parlemen di Moskow, Rusia. Foto: Sputnik/Aleksey Nikolskyi/Kremlin via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan para pemimpin parlemen di Moskow, Rusia. Foto: Sputnik/Aleksey Nikolskyi/Kremlin via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengunjungi Iran pada Selasa (19/7/2022). Putin akan menghadiri pertemuan puncak bersama Pemimpin Agung Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dan Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan.
ADVERTISEMENT
Selama kunjungan, para pemimpin itu akan mengupas konflik Suriah. Putin dan Erdogan juga akan membahas ekspor biji-bijian dari Ukraina.
Meski mendukung pihak berlawanan, ketiga negara itu sedang berupaya mengurangi kekerasan yang melanda Suriah.
Rusia dan Iran merupakan pendukung utama Presiden Suriah, Bashar al-Assad. Sementara itu, Turki menyokong kelompok pemberontak yang melawan pemerintahan Assad.
Erdogan mengancam akan meluncurkan operasi militer di wilayah utara negara itu meski menemui pertentangan dari Rusia dan Iran.
Rusia dan Iran telah mempererat hubungan kedua negara. Sebab, mereka mengkhawatirkan blok Arab-Israel yang didukung Amerika Serikat (AS).
Pertemuan Putin dengan Khamenei pun akan berlangsung hanya beberapa hari setelah kunjungan Presiden AS, Joe Biden, ke Israel dan Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
"Mempertimbangkan hubungan geopolitik yang berkembang setelah perang Ukraina, [Iran] mencoba untuk mengamankan dukungan Moskow dalam konfrontasi Teheran dengan Washington dan sekutu regionalnya," jelas seorang pejabat senior Iran, dikutip dari Reuters, Selasa (19/7/2022).
Presiden Rusia Vladimir Putin saat bertemu dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad di Kremlin, Moskow, Senin (13/9/2021). Foto: Mikhail Klimentyev/AFP
Akibat invasi ke Ukraina, AS mengawasi ketat lawatan Putin ke Iran. Washington telah mengeluarkan peringatan kepada Iran perihal rencananya untuk menjual ratusan drone ke Rusia. Iran telah membantah tudingan itu.
AS juga mengkhawatirkan imbas perang itu terhadap pasar minyak global. Memanfaatkan harga minyak yang tinggi, Iran lantas mempertaruhkan relasi dengan Rusia.
Iran berniat menggunakan dukungan Rusia untuk menekan AS. Sehingga, AS akan menawarkan konsesi untuk memulihkan kembali kesepakatan nuklir pada 2015.
Kesepakatan itu memungkinkan pembatasan nuklir bagi Iran dengan imbalan pencabutan sanksi internasional. Pada 2018, AS menarik diri dari perjanjian itu selama masa pemerintahan Donald Trump.
ADVERTISEMENT
Trump memberlakukan kembali sanksi yang melumpuhkan Iran. Selang setahun, Iran mulai melanggar batasan dalam pakta tersebut.
Meski dapat mengambil untung dari kerja sama terkini, Rusia dan Iran memiliki kepentingan yang tumpang tindih. Iran telah mengandalkan pembelian minyak oleh China akibat sanksi dari AS.
Sejak memulai perang di Ukraina, Rusia telah merebut pasar minyak tersebut. China beralih pada diskon besar-besaran minyak di Rusia, sehingga meninggalkan 40 juta barel minyak di Iran.