Putin Tutup Seluruh Tempat Kerja di Rusia Selama 7 Hari Akibat Badai COVID-19

21 Oktober 2021 2:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Rusia Vladimir Putin. Foto: Sputnik/Alexei Druzhinin/Kremlin via REUTERS
ADVERTISEMENT
Presiden Rusia Vladimir Putin akhirnya mengambil langkah darurat demi menekan penularan COVID-19. Rusia dalam sepekan terkahir dilanda badai COVID-19.
ADVERTISEMENT
Jumlah kasus harian terus meroket begitu juga dengan kematian. Demi menekan kasus harian dan kematian, Putin memutuskan menutup seluruh tempat kerja selama sepekan. Penutupan berlaku mulai 30 Oktober hingga 7 November.
"Semua pegawai tidak bekerja"dari 30 Oktober hingga 7 November. Keputusan ini bisa dimulai lebih awal sebelum 30 Oktober atau bisa diperpanjang di wilayah tertentu," kata Putin saat memimpin rapat dengan seluruh pejabat pemerintahan dikutip dari Reuters, Kamis (21/10).
Meski tidak bekerja, Putin memastikan seluruh pegawai akan tetap menerima gaji.
"Situasi epidemiologi berkembang secara berbeda di setiap wilayah. Mengingat hal ini, kepala daerah diberi hak untuk melakukan tindakan tambahan," tegas dia.
Terbaru, pada Rabu (20/10), Rusia kembali memecahkan rekor harian kematian akibat COVID-19. Dalam 24 jam terakhir kematian bertambah 1.028, sedangkan kasus baru bertambah 34.073.
ADVERTISEMENT
Sementara Menteri Kesehatan Rusia, Mikhail Murashko, mengatakan kini seluruh tenaga kesehatan berada dalam tekanan besar.
Tercatat 650.000 tenaga profesional medis di seluruh Rusia sibuk merawat pasien COVID-19.
Seorang wanita berjalan melewati ambulans yang diparkir di luar Rumah Sakit di Saint Petersburg, Rusia (17/6). Foto: Alexander Demianchuk/TASS via Reuters
Sebelumnya, pemicu badai COVID-19 dan kematian di Rusia akibat rendahnya tingkat vaksinasi. Tercatat baru 30,71 persen atau sekitar 43 juta orang yang sudah divaksinasi dosis penuh.
Padahal, Rusia tergolong cepat dalam memproduksi vaksin COVID-19 Sputnik V. Tetapi penyuntikannya justru jauh lebih lambat dibandingkan negara-negara lain.
Hal ini disebabkan banyaknya warga yang tidak percaya terhadap pemerintah dan vaksin. Selain itu, penyakit penyerta menjadi faktor lain kematian akibat COVID-19 di Rusia melonjak.