PVMBG: Hujan Tak Pengaruhi Erupsi tapi Berdampak ke Banjir Lahar Dingin
ADVERTISEMENT
Material hasil letusan Gunung Semeru masih banyak. Hal ini kemudian bisa memicu potensi guguran awan panas. Belum lagi curah hujan yang diprediksi masih tinggi 1 sampai 2 bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani, hujan tak akan sampai memicu erupsi.
"Sebetulnya potensi erupsi terjadi karena adanya pergerakan energi dari dalam gunung pergerakan magma. Nah kejadian erupsi gunung api itu tidak ada hubungannya dengan curah hujan," kata Andiani saat jumpa pers virtual, Senin (6/23).
Meski begitu, lanjut dia, hujan dapat memicu banjir lahar dingin.
"Tetapi curah hujan memiliki pengaruh kejadian lahar [dingin]," tuturnya.
Sebelumnya, Andiani, mengatakan potensi guguran awan panas masih bisa terjadi. Namun, Andiani menyebut, pihaknya tak bisa memastikan kapan guguran awan kapan itu kembali terjadi.
"Untuk potensi kejadian awan panas guguran potensi masih ada. Tapi kemudian kalau ditanya kapan bagi kami sulit untuk menjawab itu," kata Andiani saat jumpa pers virtual, Senin (6/12).
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan monitoring untuk memantau aktivitas Gunung Semeru dan juga Gunung Api lainnya yang ada di Indonesia.