PVMBG: Hujan Tak Pengaruhi Erupsi tapi Berdampak ke Banjir Lahar Dingin

6 Desember 2021 16:45 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Prajurit TNI membantu warga mengevakuasi hewan ternak di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12).  Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Prajurit TNI membantu warga mengevakuasi hewan ternak di Desa Sumber Wuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Material hasil letusan Gunung Semeru masih banyak. Hal ini kemudian bisa memicu potensi guguran awan panas. Belum lagi curah hujan yang diprediksi masih tinggi 1 sampai 2 bulan ke depan.
ADVERTISEMENT
Namun, menurut Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani, hujan tak akan sampai memicu erupsi.
"Sebetulnya potensi erupsi terjadi karena adanya pergerakan energi dari dalam gunung pergerakan magma. Nah kejadian erupsi gunung api itu tidak ada hubungannya dengan curah hujan," kata Andiani saat jumpa pers virtual, Senin (6/23).
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban yang tertimbun material guguran awan panas Gunung Semeru saat operasi pencarian korban di Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (6/12). Foto: Zabur Karuru/ANTARA FOTO
Meski begitu, lanjut dia, hujan dapat memicu banjir lahar dingin.
"Tetapi curah hujan memiliki pengaruh kejadian lahar [dingin]," tuturnya.
Sebelumnya, Andiani, mengatakan potensi guguran awan panas masih bisa terjadi. Namun, Andiani menyebut, pihaknya tak bisa memastikan kapan guguran awan kapan itu kembali terjadi.
"Untuk potensi kejadian awan panas guguran potensi masih ada. Tapi kemudian kalau ditanya kapan bagi kami sulit untuk menjawab itu," kata Andiani saat jumpa pers virtual, Senin (6/12).
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, pihaknya terus melakukan monitoring untuk memantau aktivitas Gunung Semeru dan juga Gunung Api lainnya yang ada di Indonesia.