PWNU Jatim Imbau Sukmawati Cabut Ucapan yang Bandingkan Nabi-Sukarno

19 November 2019 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar. Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur meminta Sukmawati Soekarnoputri mencabut ucapannya yang membandingkan Nabi Muhammad dengan Presiden Sukarno.
ADVERTISEMENT
Siapa pun tokoh apa pun yang berucap, statement, sekiranya itu menimbulkan kegaduhan, menimbulkan ruwet-ruwet, enggak usah di-up, andai terlanjur diucapkan, sengaja atau tidak, ayo gentle, demi stabilitas negara, menyatakan di depan wartawan itu dicabut (ucapannya), itu akan lebih baik,” ujar Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar, di PWNU Jatim, Surabaya, Selasa (19/11).
“Enggak apa-apa, mungkin sedikit akan malu demi keutuhan dan kemanan negara,” lanjut Marzuki.
Marzuki menyebut, bila Sukmawati enggan mencabut ucapannya, dia tak segan meminta aparat penegak hukum untuk menangkapnya.
“Dan andai ada seseorang yang berucap ada kegaduhan apalagi umat Islam terbesar, belum mencabut ucapannya, maka besar harapan kami kepada aparat, tangkap, bukan tanggap. Dengan cara dipanggil kah, tabayyun kah, daripada masyarakat ini bergerak, malah timbul gaduh yang enggak karu-karuan,” kata dia.
ADVERTISEMENT
“Jadi ada penyelesaian oleh aparat negara, tapi persuasif dulu, sekiranya sudah selesai, diikuti pernyataan mencabut, itu akan lebih baik,” tambahnya.
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar (kiri). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Selain itu, Marzuki juga meminta Presiden Jokowi hingga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri, yang juga saudara Sukmawati, ikut membantu menyelesaikan perkara ini. Dia berharap polemik tersebut segera rampung.
"Nyuwun sewu, ada Bu Megawati, ada Presiden, Menteri, ada Kapolri. Ada penyelesaian dari aparat negara, daripada harus kasus ini berlarut-larut. Harapan kami yang bersangkutan gentle mencabut dan minta maaf, yang kedua aparat lebih pro-aktif melakukan langkah-langkah, kebijakan, sehingga suasana tetap kondusif," terangnya.
Marzuki mengatakan lembaganya saat ini enggan ikut-ikutan melaporkan Sukmawati ke polisi. Musababnya, laporan tersebut mampu memancing kericuhan masyrakat.
"(Jika dilaporkan) nanti ramai dengan orang nasionalis, ndak selesai-selesai. Ndak usah nunggu bawah nuntut, apalagi sebesar NU nuntut. NU akan melihat perkembangan yang bersifat maslahat untuk Islam dan Indonesia,"ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Nabi Muhammad menurut keyakinan Islam orang yang paling mulia secara mutlak, tak ada yang melebih dunia sampai akhirat. Lalu, jasa-jasa yang dia lakukan menyelamatkan manusia di dunia sampai akhirat," ujar Marzuki.
Ketua PWNU Jatim KH Marzuki Mustamar (kanan). Foto: Yuana Fatwalloh/kumparan
Sukmawati sebelumnya dilaporkan untuk ketiga kalinya ke polisi atas dugaan penghinaan terhadap agama Islam. Pelapor pertama adalah seorang warga bernama Ratih pada 15 November 2019. Pelapor kedua seorang warga yang bernama Irvan Noviandana pada 18 November 2019. Keduanya melaporkan Sukmawati ke Polda Metro Jaya.
Selang beberapa hari, Sukmawati kembali dilaporkan oleh orang yang mengatasnamakan diri Forum Pemuda Muslim Bima (FPMB) melaporkan Sukmawati Soekarnoputri ke Bareskrim Polri pada 19 November 2019.
Sukmawati dilaporkan terkait pertanyaannya dalam diskusi bertajuk 'Bangkitkan Nasionalisme, Bersama Kita Tangkal Radikalisme dan Berantas Terorisme' yang digelar di Gedung The Tribata Darmawangsa, Jakarta Selatan pada 11 November 2019.
ADVERTISEMENT
Dalam acara itu, Sukmawati bertanya yang berjuang di abad ke-20 itu nabi yang mulia Muhammad atau Insinyur Soekarno untuk kemerdekaan.