PWNU Kalsel Dukung Said Aqil Jadi Ketum PBNU: Bawa NU Kritis dan Ilmu Mumpuni

21 Desember 2021 16:02 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Umum Penggurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj. Foto: Dok. Nahdlatul Ulama
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Umum Penggurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj. Foto: Dok. Nahdlatul Ulama
ADVERTISEMENT
Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalsel menyatakan dukungan pada KH Said Aqil Siradj untuk menjadi Ketua Umum (Ketum) PBNU periode 2021-2026.
ADVERTISEMENT
“Kalau aspirasi itu (pemilihan ketum), sudah memutuskan ke Kiai Said,” kata Wakil Ketua PWNU Kalimantan Selatan, Nasrullah AR, ketika dihubungi kumparan, Selasa (21/12).
Ia menilai Said Aqil bisa membawa NU menjadi organisasi agama yang independen dan kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah.
“Karena beliau mengusung tema untuk bagaimana NU mandiri, NU tidak cenderung kepada kekuasaan, independen. Maksudnya, tetap mengawal kebijakan negara, ketika ada kebijakan negara yang bagus, didukung, ketika ada kebijakan negara yang tidak sesuai norma ketimuran, maka NU harus mengkritisi,” sebut Nasrullah.
Dari segi pendidikan, Said Aqil pun dinilai lebih mumpuni dalam bidang keagamaan. Diketahui, Said Aqil menjalani pendidikan hingga tingkat doktoral di Arab Saudi. Sedangkan Yahya Cholil Staquf merupakan alumni Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada.
ADVERTISEMENT
“Kedua, secara keilmuan, beliau ahli, mumpuni di bidangnya. Kalau Yahya Cholil Staquf lulusan UGM,” ujar dia.
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj (tengah) meninggalkan ruangan usai Rapat Harian Syuriyah dan Harian Tanfidziyah Nahdlatul Ulama terkait penetapan jadwal Muktamar ke-34. Foto: ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
Nasrullah pun menyebutkan kontroversi dari Gus Yahya yang pernah berkunjung ke Israel karena memenuhi undangan dialog American Jewish Committee (AJC). Menurut dia, hal tersebut berbanding terbalik dengan keinginan umat Islam di Indonesia yang mendukung penuh kemerdekaan Palestina.
“Lagi pula, (Yahya Cholil Staquf) kontroversial dengan keinginan masyarakat dan umat Islam Indonesia. Bahwa umat Islam Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina, Yahya Cholil Staquf malah komunikasi dengan Israel. Kan ada konspirasi. Artinya, kontra produktif dengan keinginan masyarakat Indonesia yang notabene mayoritas umat Muslim,” katanya.
Nasrullah juga melihat keberhasilan yang dicapai Said Aqil sebagai Ketum PBNU Tahun 2010-2021. Sehingga, ia layak didukung dalam Muktamar NU pada 22-23 Desember mendatang.
ADVERTISEMENT
“Pertama, perguruan tinggi tumbuh di kabupaten/kota, infrastruktur PWNU dan PCNU telah terbangun. Kemudian, soal bagaimana NU mulai melek digital, itu sudah dibangun. Tentunya itu harus dipertahankan,” tandas Nasrullah.