QnA: Yuk Memahami Pemilu Malaysia

Kampanye Pemilu Malaysia (Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha)

Pada Rabu (9/3) rakyat Malaysia akan berpesta politik dalam pemilihan umum atau pilihan raya. Ada jutaan rakyat Malaysia yang akan menggunakan hak pilihnya di ribuan tempat pemungutan suara.

Menjadi hari libur nasional, pilihan raya yang digelar setiap 5 tahun sekali akan menentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri ketujuh Malaysia, Najib Razak atau Mahathir Mohamad.

Disebut-sebut, ini akan menjadi pemilu paling panas sepanjang sejarah demokrasi Malaysia, terutama karena kehadiran Mahathir yang coba mencabut cakar UMNO yang mencengkeram dalam di negara itu.

Pemilu Malaysia ya, hmm, siapa aja sih yang berebut suara?

Ada dua koalisi besar yang bertarung dalam pemilu pekan ini di Jiran, seperti dilansir Associated Press.

Pertama adalah koalisi Barisan Nasional (BN) yang digawangi partai United Malays National Organisation (UMNO) dengan Najib Razak sebagai pemimpinnya. Sejak Malaysia merdeka dari Inggris pada 1957, BN tidak pernah kalah pemilu.

PM Malaysia Najib Razak. (Foto: Reuters/Lai Seng Sin)

Koalisi BN terdiri dari 13 partai dengan slogannya "Membuat Malaysia Hebat". BN menguasai 132 dari 222 kursi parlemen dengan kekuatan terbesar ada di negara bagian Sarawak dan Sabah di pulau Kalimantan.

Penantang terkuatnya adalah koalisi Pakatan Harapan (PH). Pemimpinnya adalah Anwar Ibrahim yang saat ini dipenjara karena kasus sodomi. Anwar membantah tuduhan terhadap dirinya, mengatakan bahwa itu adalah fitnah bermotifkan politik.

PH terdiri dari empat partai dengan 72 kursi di parlemen. Koalisi ini menggadang mantan perdana menteri Malaysia Mahathir Mohamad untuk berhadapan dengan Najib. Di usianya yang mencapai 92 tahun, Mahathir berjanji akan membangun negara dan memerangi kleptokrasi di pemerintahan Najib.

Ada penantang lainnya sebenarnya, yaitu Partai Islam se-Malaysia (PAS) yang meninggalkan PH pada 2015, memegang 14 kursi parlemen. Namun PAS diprediksi hanya akan memperoleh sedikit suara.

Mahathir Mohamad (Foto: REUTERS/Lai Seng Sin)

Jadi ada dua orang kuat, Najib dan Mahathir?

Awak betul!

Najib mengincar kursi PM untuk ketiga kalinya di tahun ini. Dia menjadi PM keenam Malaysia pada 2009 dan kepemimpinannya diwarnai berbagai skandal, salah satunya yang terbesar adalah dugaan korupsi lembaga investasi negara 1MDB.

Petahana berusia 64 tahun ini dituding menggelapkan dana hingga USD 4,5 miliar dalam sebuah skema yang rumit dan melibatkan operasi di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat. Najib membantah tuduhan ini dan pengadilan Malaysia menyatakan dia tidak bersalah, namun penyelidikan masih berlanjut di AS atas tuduhan pencucian uang.

Sementara Mahathir telah menjadi PM Malaysia selama 22 tahun hingga 2003. Bagi Najib, Mahathir sempat menjadi mentornya namun kini menjadi dementor-nya....dementor, penjaga Azkaban, Harry Potter, berima, get it? Forget it.

Kampanye pemilu Malaysia. (Foto: Reuters/A. Ananthalakshmi)

Mahathir menyatakan maju di bursa pemimpin karena merasa pemerintahan Najib yang korup harus dihentikan. Demi mengalahkan Najib, Mahathir bergabung dengan Anwar, yang dulu sempat menjadi musuhnya.

Di usianya yang hampir seabad, Mahathir akan menjadi pemimpin tertua di dunia jika menang pemilihan raya. Skenarionya, jika menang Mahathir akan memberikan kepemimpinan kepada Anwar yang akan bebas pada 8 Juni mendatang.

Program mereka apa aja?

Najib lebih kepada perekonomian. Di kepemimpinannya, perekonomian Malaysia memang maju, tapi biaya hidup meningkat. Apalagi pada 2015 Najib mencabut subsidi bahan bakar dan menerapkan pajak 6 persen untuk barang dan jasa.

Pekerjaan dan pendidikan telah menjadi program UMNO sejak lama demi mendapatkan suara pemilih Malaysia yang jumlahnya 60 persen. UMNO sendiri telah sedari dulu menempatkan diri sebagai pelindung warga Melayu. Biasanya warga etnis lain seperti China atau India memilih oposisi.

Kampanye Pemilu Malaysia (Foto: REUTERS/Athit Perawongmetha)

Sementara Mahathir menggadang perbaikan kinerja pemerintahan saat ini yang menurut dia busuk. Mahathir mengincar suara pemilih perkotaan yang marah dengan skandal 1MDB dan upaya Najib memberangus demonstran pada aksi 2015 dan 2016.

Prediksinya, siapa nih yang menang?

Dalam berbagai jajak pendapat terakhir, Mahathir menang tipis atas Najib. Jika demikian, maka ini kali pertama UMNO kalah dalam pemilu.

Seperti survei oleh Merdeka Center yang menunjukkan kemenangan 43,7 persen untuk PH dan 40,3 persen untuk BN. Survei lainnya dari Institut Darul Ehsan menunjukkan 57 persen kemenangan Mahathir dari Najib.

Sementara Bersih, organisasi reformasi pemilu Malaysia, memperkirakan Najib akan menang sekitar 16,5 persen.

PM Malaysia Najib Razak. (Foto: Reuters/Lai Seng Sin)

Bagaimana sistem pemilu di Malaysia?

Malaysia memakai sistem first-past-the-post seperti yang diterapkan di Inggris dalam pemilu. Di bawah sistem ini, setiap distrik menetapkan anggota parlemen dengan suara terbanyak. Pemenang akan langsung menggugurkan kandidat lainnya, tidak peduli jumlah selisih suara mereka, atau yang dikenal sebagai winner takes all.

Hampir 15 juta warga akan memilih pada 9.000 tempat pemungutan suara (TPS) di Malaysia. TPS akan dibuka pukul 8 pagi hingga pukul 3 sore pada Rabu. Komisi Pemilihan Umum Malaysia berharap pemilih mencapai 85 persen.

Ada 222 kursi parlemen federal dan 505 kursi di 12 dari 13 dewan negara bagian. Satu negara bagian telah menggelar pemilu dini dengan kemenangan BN.

Hasil penghitungan suara berangsur diumumkan mulai pukul 9 malam dan pemenangnya diharapkan diketahui di hari itu juga.