Rachmat Gobel Dukung Gelar Pahlawan untuk Syaikhona Kholil Bangkalan

20 Maret 2021 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel (kiri) ajak semua komponen bangsa untuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel (kiri) ajak semua komponen bangsa untuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua DPR RI Rachmat Gobel mengajak komponen bangsa untuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil Bangkalan.
ADVERTISEMENT
Gobel menyampaikan ajakannya saat membuka Seminar Nasional yang bertema Syaikhona Kholil Guru Para Pahlawan. Seminar itu diselenggarakan Fraksi Partai Nasdem MPR RI.
"Ini harus menjadi upaya bersama semua komponen bangsa," kata Gobel dalam keterangan pers, Sabtu (20/3).
Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel ajak semua komponen bangsa untuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Foto: Dok. Istimewa
Gobel menambahkan, Partai Nasdem bertekad untuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil.
Pada 15 Februari 2019, kata Gobel, Partai Nasdem membentuk tim untuk melakukan riset dan sosialisasi ke berbagai pihak. Hal itu terwujud melalui upaya prosedural di Bangkalan dan Jawa Timur.
Syaikhona Kholil sering juga disebut sebagai Mbah Kholil Bangkalan memiliki nama asli Muhammad Kholil bin Abdul Latif.
Ia lahir 9 Shafar 1252 H, yang bertepatan dengan tanggal 25 Mei 1835 dan wafat pada 29 Ramadhan 1343 atau 24 April 1925.
Wakil Ketua DPR RI Rachmad Gobel (kiri) ajak semua komponen bangsa untuk memperjuangkan gelar pahlawan untuk Syaikhona Kholil Bangkalan. Foto: Dok. Istimewa
Keturunan Sunan Gunung Jati itu menjadi guru para pendiri NU, yaitu KH Hasyim Asy'ari, KH Wahab Chasbullah, dan KH Bisri Syansuri. Berkat restu Kiai Kholil pula organisasi NU berdiri.
ADVERTISEMENT
Murid-muridnya juga tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Melalui pendidikan, lembaga pesantren.
Menurut Gobel keteladanannya menjadi inspirasi tentang wujud Islam Indonesia, nilai-nilai moral, dan nasionalisme di kalangan santri.
"Mereka inilah yang kemudian menjadi figur gerakan kebangsaan dan gerakan kemerdekaan Indonesia. Melalui syiar agama dan lembaga pendidikan maka lahirlah gerakan melawan penjajahan," pungkas Gobel.