Ragam Hoaks: Akun WA Palsu Walkot Pekalongan hingga Air Kelapa Penangkal Racun

22 Januari 2021 8:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoax. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoax. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum ragam hoaks yang dihimpun pada Kamis (21/1). Tercatat ada empat informasi palsu yang menyesatkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mulai dari beredarnya akun WhatsApp palsu milik Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz hingga air kelapa menjadi penangkal racun usai divaksin.
Berikut kumparan rangkum ragam hoaks:
Ilustrasi Whatsapp. Foto: Nugroho Sejati/kumparan

Waspada Akun WA Palsu Wali Kota Pekalongan Saelany Machfudz

Sebuah akun WhatsApp mengaku sebagai Wali Kota Pekalongan, HM Saelany Machfudz. Akun itu kemudian melakukan penipuan menggunakan modus memberi donasi untuk gereja kepada yayasan atau lembaga dengan meminta nomor rekening.
Selain akun atas nama Saelany, pelaku juga memberikan nomor palsu atas nama Sekretaris Wali Kota.
Pemerintah Kota Pekalongan langsung memberikan klarifikasi, melalui akun Instagram resminya @pemkotpekalongan pada Rabu (20/1).
"Menginfokan bahwa akun whatsapp yang mengatasnamakan Wali Kota Pekalongan adalah akun palsu," tulisnya.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Dinkominfo) Kota Pekalongan, Yos Rosyidi SIP MSi juga mengimbau kepada masyarakat Pekalongan agar waspada dengan beragam modus penipuan yang mencatut nama pejabat publik.

Tidak Ada Nanopartikel yang Hidup dalam Alat Swab Test COVID-19

Beredar video di media sosial Facebook menampilkan seorang perempuan merobek alat untuk melakukan swab test. Video tersebut viral dan ditonton lebih dari 34.000 kali sejak 6 Januari.
Dia menyebut alat swab yang digunakan untuk swab corona terdapat nanopartikel yang merupakan makhluk hidup dan sengaja dimasukkan ke dalam tubuh saat melakukan test. Lalu serat kapas itu akan keluar dari tubuh, dia menyebutnya sebagai Morgellons.
Dia menambahkan bahwa, dibandingkan dengan kapas pentol biasa yang berwarna putih, bahan pada kapas dalam uji tes swab memiliki kilau berwarna perak.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan laporkan Reuters, informasi video tersebut merupakan hoaks dengan beberapa pendapat ahli dan penemuan.
Faktanya, kapas yang biasa digunakan untuk uji tes swab 100 persen kapas murni. Alat uji usap yang terlihat di video adalah kain usap kering CLASSIQSwabs, yang tersedia dengan ujung yang terbuat dari poliester atau viskosa sejenis rayon. Kedua bahan tersebut memiliki kilau.
Tidak jelas apa yang membuat serat bergerak dalam video, bisa disebabkan angin atau napas dari pengambil video sendiri.
Penyakit Morgellons merupakan sindrom di mana penderita merasa ada serat yang dilepaskan dari tubuh mereka. Penderita akan mengalami sensasi yang tidak nyaman di dalam atau di bawah kulit.
Beberapa dokter telah menggambarkan penyakit itu sebagai delusi atau halusinasi. Namun nanopartikel dalam kapas itu tidak dapat dilihat hanya dengan mata telanjang.
ADVERTISEMENT

Video Water Spout Waduk Gajah Mungkur Wonogiri Menyapu Jalanan

Beredar sebuah video yang dikaitkan dengan fenomena water spout yang terjadi di Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, Jawa Tengah, pada Rabu (20/1).
Dalam video yang beredar itu, angin puting beliung menyapu jalanan. Tampak sejumlah warga menghindari terjangan angin tersebut. Selain itu, ada sejumlah benda yang terbawa angin tersebut.
Video tersebut dipastikan hoaks. Kepala BPBD Kabupaten Wonogiri Bambang Haryanto menegaskan, water spout yang terjadi di Waduk Gajah Mungkur tidak memberikan dampak baik korban maupun kerusakan.
"Dampak di Wonogiri yang kemarin tidak ada," ujar Bambang.
Sementara dari penelusuran Google Maps, lokasi video itu berasal dari daerah di Bantul, Yogyakarta. Hal itu terlihat dari kondisi jalan, papan nama apotek di video, dan warna cat serta bentuk gapura.
ADVERTISEMENT
Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Wonogiri, Joko Hutomo, mengatakan puting beliung itu hanya terjadi di area waduk, tidak sampai ke daratan atau pemukiman warga. Kerusakan akibat peristiwa itu juga tidak ada.
Ilustrasi kelapa hijau Foto: Shutterstock

Minum Air Kelapa Usai Divaksin Sebagai Penangkal Racun

Beredar informasi dalam pesan berantai yang menyebut bahwa seseorang yang mendapat vaksin dianjurkan untuk meminum air kelapa hijau sebagai penawar racun dalam vaksin.
Pengirim menyebut bahwa kenalannya terpaksa disuntik karena mendapat undangan. Sehingga muncul saran tersebut sebagai penawar karena dianggap vaksin corona berbahaya.
Faktanya, vaksin COVID-19 telah melewati serangkaian uji klinis dan tahap pengecekan efikasi.
Kepala BPOM Penny Lukito menjelaskan, dalam menentukan efikasi dari sebuah vaksin yaitu imunogenisitas, netralisasi, dan efikasi.
ADVERTISEMENT
Senin (11/1), BPOM mengeluarkan emergency use authorization (EUA) atau izin penggunaan darurat vaksin Sinovac. Hal ini menandakan vaksinasi aman dan harus segera dilakukan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
Sehingga sudah terbukti secara klinis bahwa vaksin corona tidak mengandung racun dan informasi yang disebarkan terkait anjuran meminum air kelapa untuk menangkal racun setelah vaksinasi adalah hoaks.