Ragam Hoaks: Anggota TNI Meninggal Usai Divaksin hingga Sapi di Kalsel Hanyut

19 Januari 2021 7:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoaks Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoaks Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
kumparan merangkum sejumlah ragam hoaks pada Senin (18/1). Tercatat hari ini ada empat informasi hoaks yang menyesatkan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Mulai dari anggota TNI di Gresik dikabarkan meninggal usai disuntik vaksin COVID-19 hingga sapi disebut hanyut di Kalimantan Selatan akibat banjir.
Berikut empat ragam hoaks yang kumparan rangkum:
Hoax Buster: Tidak benar Danramil Kebomas Kodim 0817 Gresik, Mayor Kav Gatot Supriyono meninggal dunia akibat vaksin COVID-19. Foto: Kominfo

Tak Benar Anggota TNI di Gresik Meninggal Dunia Setelah Disuntik Vaksin

Beredar pesan berantai di aplikasi WhatsApp menyebut seorang Komandan Rayon Militer (Danramil) di Gresik meninggal dunia. Ia disebut meninggal setelah mendapat suntikan vaksin COVID-19.
Pesan itu menyebut Danramil Kebomas Kodim 0817 Gresik, Mayor Kav Gatot Supriyono, meninggal dunia akibat disuntik Vaksin COVID-19. Pesan itu juga menyebut Kasdim 0817/Gresik, Mayor Sugeng Riyadi meninggal usai disuntik vaksin Sinovac.
Faktanya, menurut laporan dari situs resmi Kominfo, klaim dalam pesan berantai tersebut adalah hoaks. Pasalnya, Danramil Kebomas Mayor Kav Gatot Supriyono meninggal dunia pada hari Jumat 15 Januari 2021 dengan indikasi serangan jantung. Almarhum belum pernah mendapat vaksin COVID-19 sama sekali.
ADVERTISEMENT
Pernyataan tersebut seperti yang dikatakan langsung oleh WaAsops Kasad TNI AD, Brigadir Jenderal Supriyono. Supriyono juga menjelaskan bahwa Almarhum pernah menjalani tes rapid antigen pada Kamis (14/1) dengan hasil negatif.
Sementara itu, Mayor Inf Sugeng Riyadi masih dalam keadaan sehat. Sugeng menjadi salah satu dari 7 orang yang mendapatkan vaksin perdana di RSUD Ibnu Sina pada hari Jumat 15 Januari 2020, dan sampai saat ini dalam keadaan sehat.

Tidak Benar Warga Pingsan Usai Divaksin COVID-19 di NTT

Beredar video di media sosial memperlihatkan seorang pria pingsan usai divaksin COVID-19. Disebutkan lokasi vaksinasi berada di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam video terlihat pria berbaju putih disuntik vaksin oleh petugas kesehatan. Setelah itu dia pindah ke bagian meja pemantauan.
ADVERTISEMENT
Seorang petugas bertanya soal efek setelah divaksin, tak lama kemudian pria tersebut pingsan. Petugas lalu memindahkan dia ke ambulance stretcher dan dibawa ke mobil ambulans untuk dilarikan ke rumah sakit.
Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 dari Kemenkes dr Siti Nadia Tarmidzi menegaskan jika video tersebut hanya simulasi.
"Yang NTT itu saat simulasi. Jadi bagaimana contoh penanganan kalau ada efek samping setelah imunisasi," katanya.
Pemprov NTT melakukan simulasi vaksinasi COVID-19, satu hari jelang pelaksanaan vaksinasi dengan vaksin Sinovac bagi pejabat publik dan tenaga kesehatan di Kota Kupang dan Kabupaten Kupang.
Pelaksanaan simulasi vaksinasi dilakukan di halaman kantor gubernur Nusa Tenggara Timur, Rabu (13/1) lalu, dengan mendirikan lima unit tenda yang masing-masing terdiri dari tenda pemeriksaan suhu dan tekanan darah, skrining, vaksinasi, dan tindakan pascavaksinasi.
ADVERTISEMENT
Wakil Direktur Pelayanan Rumah Sakit WZ Johannes Kupang, Stefanus Soka, kepada wartawan di Kupang mengatakan bahwa pelaksanaan simulasi vaksinasi dilakukan sebanyak tiga kali.

Tidak Benar Penerima Vaksin Corona Tak Perlu Lagi Pakai Masker

Beredar sebuah pesan di Facebook yang menyebutkan penerima vaksin corona tak perlu memakai masker. Dalam unggahan itu juga disebutkan, mereka yang sudah disuntik vaksin telah kebal.
Selain itu, tulisan tersebut dengan tegas mengeklaim penerima vaksin corona yang diminta untuk melakukan protokol kesehatan disebut cairan vaksinnya tak asli.
Berikut versi lengkap unggahan tersebut:
VAKSIN ITU ARTINYA ZAT YG SENGAJA DIBUAT UNTUK MEMBUAT KEKEBALAN TUBUH TERHADAP PENYAKIT TERTENTU. JADI,VAKSIN COVID19 YG DISUNTIKKAN KE DALAM TUBUH ANDA TUJUANNYA AGAR TUBUH ANDA KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.
ADVERTISEMENT
JIKA ANDA SUDAH DISUNTIK VAKSIN COVID19, MAKA ANDA TIDAK PERLU LAGI PAKEK MASKER,CUCI TANGAN DAN SEBAGAINYA KARENA ANDA SUDAH KEBAL TERHADAP VIRUS COVID19.
TAPI,JIKA ANDA SUDAH DI SUNTIK VAKSIN COVID19, TAPI MASIH SAJA DISURUH PAKEK MASKER,DISURUH CUCI TANGAN,DUDUK BERJAUHAN DAN SEBAGAINYA,BERARTI YG DISUNTIKKAN KE ANDA ITU BUKAN VAKSIN TAPI VAKCIN(VALUTA KEUANGAN CINA).
Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Banda Aceh melaksanakan vaksinasi sinovac perdana di RSUD Meuraxa, Banda Raya, (15/1). Foto: Dok. Humas Banda Aceh
Klaim tersebut tidak benar. Dikutip dari Antara, Dokter Spesialis Penyakit Dalam Konsultasi Alergi Imunologi RS Cipto Mengunkusumo, Iris Rengganis, mengatakan antibodi penerima vaksin baru terbentuk 14 hari selepas penyuntikan vaksin kedua.
Pemberian dosis kedua tersebut dilakukan dalam rentang dua pekan setelah penyuntikan vaksin pertama. Dalam jeda waktu ini, penerima vaksin harus tetap melakukan protokol 3M. Sebab, masih ada kemungkinan tertular virus corona karena tubuh belum membentuk antibodi.
ADVERTISEMENT
Hal itu juga ditegaskan oleh Juru Bicara Vaksin COVID-19 Kementerian Kesehatan, dr Siti Nadia Tarmidzi.

Heboh Video Sapi Hanyut karena Banjir Kalsel

Seorang pengguna Facebook membagikan video dengan narasi sejumlah sapi ikut terhanyut karena banjir di Kalsel.
"Banjir Kalimantan Selatan mengakibatkan kerugian yang besar di antaranya banyak sapi warga yang terhanyut terbawa arus banjir," tulis pengunggah video tersebut.
Video itu tak benar merupakan rekaman banjir yang terjadi di Kalsel. Video itu kerap digunakan untuk konten hoaks di sejumlah negara.
Dikutip dari AFP, video tersebut merupakan siaran TV Meksiko, Imagen, yang tayang pada 28 Juli 2020 di saluran televisi tersebut. Dalam tayangan itu tertulis, Sungai Zacualpan yang meluap di Nayarit menyeret ternak. Peristiwa itu disebabkan karena Badai hanna.
ADVERTISEMENT
AFP melaporkan, Badai Hanna, badai Atlanik pertama tahun 2020, menghantam bagian selatan Amerika Serikat tengah dan timur laut Meksiko pada 25 Juli 2020. Sejumlah hewan ternak yang terkena badai tersebut juga dilaporkan oleh media lokal, Meksiko La Jornada.