Ragam Hoaks: Corona Konspirasi hingga Anies Berenang di Sungai Penuh Sampah

24 Oktober 2020 7:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoaks Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoaks Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Berita bohong atau hoaks masih berseliweran di tengah masyarakat. Khususnya mengenai informasi seputar corona.
ADVERTISEMENT
Alhasil maraknya hoaks menimbulkan keresahan dan disinformasi di masyarakat.
kumparan merangkum beberapa hoaks yang terjadi sepanjang Jumat (23/10) dalam topik Hoaxbuster. Berikut rangkumannya:
Ilustrasi positif terkena virus corona. Foto: Shutter Stock

Pandemi Corona Hanya Konspirasi untuk Kendalikan Masyarakat

Beredar sebuah unggahan video di Facebook yang menyatakan pandemi corona merupakan sebuah tipuan dan konspirasi untuk mengendalikan masyarakat.
Dalam video tersebut, tampak pada pembuka dikatakan kita harus bersiap untuk pandemi selanjutnya. Narator dalam video itu kemudian memunculkan poin-poin yang mengeklaim bahwa pandemi ini direncanakan dengan tujuan untuk mengendalikan masyarakat.
Tak hanya itu, pada video itu juga dikatakan bahwa tes untuk COVID-19 adalah tes yang sebenarnya dilakukan untuk virus RNA dan materi genetik. Jumlah kasus positif COVID-19 yang saat ini muncul diklaim dikarenakan hanya menguji virus ribonucleic acid (RNA).
ADVERTISEMENT
Reuters telah mengecek fakta terkait klaim di atas. Disebutkan, menurut World Health Organization (WHO), virus corona muncul pada tahun 2019. Virus ini juga sudah diidentifikasi otoritas China pada 7 Januari 2020.
Mengenai virus RNA, merupakan virus yang memiliki materi genetik RNA. Penyakit yang disebabkan virus ini antara lain adalah SARS, influenza, ebola, termasuk juga COVID-19.
Namun, setiap virus memiliki bahan RNA masing-masing, sehingga untuk COVID-19 diuji secara khusus.
Atas penjelasan itu, Reuters menyimpulkan klaim bahwa pandemi corona hanyalah konspirasi untuk mengendalikan masyarakat seperti yang ada di video adalah tidak benar.
Seorang petugas kesehatan melakukan tes usap (swab test) kepada pedagang di Pasar Thomas, Jakarta Pusat, Rabu (17/6). Foto: Muhammad Adimaja/Antara

Tes Swab Corona Bisa Merusak Penghalang Darah Otak

Terdapat sebuah klaim yang beredar di Facebook menyebutkan bahwa tes swab corona bisa merusak penghalang darah (sawar) pada otak. Hal ini disebutkan dapat terjadi saat proses pengusapan (swab) yang dilakukan melalui hidung.
ADVERTISEMENT
Unggahan tersebut dituliskan bahwa alat tes swab yang digunakan dimasukkan terlalu jauh ke dalam sehingga membahayakan sawar darah otak (jembatan antara sirkulasi darah dan otak).
Dilansir ABC News, klaim mengenai tes swab dapat membahayakan penghalang darah otak adalah suatu kesalahpahaman. Otak memiliki banyak lapisan perlindungan, dimulai dari tengkorak yang terbungkus dalam membran pelindung dan cairan.
Penghalang atau sawar darah otak adalah lapisan sel padat yang menghentikan molekul yang beredar dalam darah supaya tidak masuk ke otak dan memungkinkan masuknya oksigen dan nutrisi. Untuk mencapai sawar darah otak, tongkat usap pada tes swab harus melalui tulang dan masuk ke pembuluh darah.
Sehingga klaim bahwa tes swab dapat merusak penghalang darah otak adalah hoaks.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Foto: Yuddy Cahya Budiman/REUTERS

Anies Baswedan Berenang di Sungai Penuh Sampah

Beredar sebuah foto di media sosial memperlihatkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sedang berenang di sungai yang penuh sampah. Pada foto tersebut, yang terlihat hanya separuh wajah Anies dari atas kepala hingga hidung.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan penelusuran kumparan, foto tersebut merujuk pada foto di situs The Observers pada tahun 2017.
Foto itu berada dalam sebuah artikel yang membahas tentang pemanfaatan bunga yang terbuang dari kuil ke sungai kemudian diolah menjadi sebuah produk organik.
Faktanya, foto tersebut ternyata merupakan hasil suntingan dari foto sungai di India yang terpolusi. Pada foto aslinya, tampak seorang bocah sedang berenang mengarungi sungai yang penuh sampah tersebut.
Jadi, foto Anies Baswedan sedang berenang di sungai penuh sampah adalah tidak benar atau hoaks.