Ragam Hoaks: Vaksin Tak Aman hingga Babi Hutan Ngamuk di Toko Baju

11 Agustus 2021 7:40 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi hoaks. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hoaks. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
kumparan merangkum ragam hoaks pada Selasa (10/8). Total ada tiga informasi palsu yang beredar di media sosial.
ADVERTISEMENT
Mulai dari bayi kembar bergandengan tangan saat dilahirkan, klaim yang menyebutkan vaksin corona tidak aman bagi tubuh manusia karena dibuat dalam waktu yang sangat singkat, hingga babi mengamuk di toko baju Palangka Raya.
Masih banyak informasi hoaks di media sosial harus membuat kita waspada dalam memilah dan menyebarkan informasi kepada keluarga atau kerabat.
Jangan sampai, anda menjadi penyebar hoaks di masa sulit akibat pandemi COVID-19.
Berikut rangkuman seputar ragam hoaks kali ini:
Bayi Kembar Lahir Melalui Operasi Caesar karena Bergandengan Tangan
Beredar foto bayi kembar bergandengan tangan saat dilahirkan. Foto itu telah ratusan kali dibagikan di Facebook. Bayi kembar itu disebutkan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Dalam unggahan itu terdapat klaim, bayi kembar itu harus dilahirkan melalui operasi caesar karena kondisinya bergandengan tangan.
ADVERTISEMENT
"Alih-alih melahirkan secara alami, mereka harus melakukan operasi caesar, karena saudara perempuan itu memegang tangan saudara laki-lakinya dengan erat," tulis unggahan tersebut.
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock
Cek Fakta
Dikutip dari AFP, bayi kembar itu lahir dalam kondisi monoamniotik. Kondisi tersebut kejadiannya sangat langka, di mana, bayi kembar berbagi plasenta dan kantung ketuban.
Juru bicara dari Rumah Sakit Umum Akron,Ohio, Amerika Serikat, mengatakan operasi caesar adalah prosedur yang telah direncanakan sebelumnya. Jadi operasi dilakukan bukan karena bayi itu lahir dengan kondisi bergandengan tangan.
"Ini adalah kehamilan di mana bayi kembar berbagi plasenta dan kantung ketuban yang sama. Ini hanya terjadi sekali dalam setiap 10.000 kelahiran," kata manajer komunikasi internal dan hubungan masyarakat Amy Kilgore

Kesimpulan

Jadi, klaim yang menyebutkan operasi caesar dilakukan karena bayi kembar lahir bergandengan tangan itu merupakan hoaks. Ada alasan medis soal kondisi kehamilan sang ibu yang akhirnya diputuskan melahirkan secara caesar.
ADVERTISEMENT

Klaim Vaksin Corona Tak Aman karena Dibuat dalam Waktu Singkat

Beredar klaim yang menyebutkan vaksin corona tidak aman bagi tubuh manusia karena dibuat dalam waktu yang sangat singkat.
Narasi itu beredar di sejumlah media sosial dengan membandingkan sejumlah penyakit seperti HIV dan kanker yang disebut hingga kini belum ada vaksinnya.
"40 tahun penelitian, tidak ada vaksin untuk HIV. Tidak ada vaksin untuk kanker. Ini membuat bertanya-tanya, bagaimana bisa menemukan ini [vaksin corona] begitu cepat," tulis salah satu penguna Instagram.
Ilustrasi Vaksin COVID-19 Astrazeneca. Foto: Shutter Stock
Cek Fakta
Dikutip dari USA Today, pengembangan vaksin corona merupakan hasil penelitian hampir 100 tahun. Hal itu bermula dari virus corona yang menyerang unggas di North Dakota dan Minnesota, Amerika Serikat, pada 1930.
ADVERTISEMENT
Kemudian, pada November 2002, warga di Guandong, China, terinfeksi virus corona. Temuan ini merupakan hal serius karena virus corona kali pertama menginfeksi manusia. Sebanyak 774 orang dilaporkan meninggal dunia.
Dari peristiwa ini, dalam sebulan, ahli berhasil memecahkan genom virus tersebut yang kemudian dinamai menjadi SARS (sindrom pernapasan akut yang para). Peneliti sepakat penyebab SARS adalah virus corona.
Munculnya wabah SARS kemudian memotivasi ahli untuk membuat vaksin. Pendekatan lonjakan protein dipilih. Sebab, lonjakan protein dalam penting dalam menentukan jenis virus corona mana yang menginfeksi.
Pada 1991, uji coba pendekatan lonjakan protein untuk virus corona dilakukan untuk vaksinasi anjing. Karena terbukti dengan hasil yang menjanjikan, uji coba dilakukan. Hanya saja, proses itu tidak dilanjutkan karena kurangnya dana.
Ilustrasi Vaksin COVID-19 Astrazeneca. Foto: Shutter Stock
Ahli vaksin dari National School of Tropical Medicine Baylor College of Medicine Houston, Amerika Serikat, Peter Hotez, mengatakan jalan untuk membuat vaksin sangatlah panjang. Mulai dari menemukan dan mengembangkan target vaksin (eksplorasi), mengujinya dalam kultur jaringan atau sel dan model hewan (praklinis) diikuti oleh tiga fase uji klinis dengan sukarelawan manusia.
ADVERTISEMENT
Jika vaksin membuktikan keberaniannya, pengembang harus mencari dan mendapatkan persetujuan dari BPOM sebelum diproduksi. Terakhir, pada fase empat, kontrol kualitas memantau kemungkinan efek samping vaksin.
"Ketika orang China memasang urutan COVID-19 di bioRxiv pada bulan Januari, komunitas ilmuwan kami melihatnya dan berkata, 'Ya, kami mendapatkan ini karena kami tahu bagaimana melakukannya," ujar Hotez.

Kesimpulan

Jadi, klaim yang menyebutkan vaksin corona tidak aman karena dibuat dalam waktu singkat merupakan hoaks.
Ilustrasi babi hutan Foto: Pixabay

Babi Hutan Masuk dan Mengamuk di Toko Baju Palangka Raya

Warga Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, dihebohkan dengan adanya video terkait babi hutan yang masuk dan mengamuk di toko baju serba 35 ribu di Jalan Temanggung Tilung, Kota Palangka Raya.
Video berdurasi 1 menit 44 detik itu langsung diklarifikasi oleh pengurus toko serba 35 ribu, Boy.
ADVERTISEMENT
"Di toko kami tidak pernah ada babi hutan masuk dan mengamuk di sini," tegasnya saat dikonfirmasi oleh Bidhumas Polda Kalteng.
Cek Fakta
Kabar bohong itu langsung distempel hoaks oleh tim medsos Polda Kalteng.
"Informasi itu tidak benar atau hoaks. Marilah kita bermedsos dengan bijak dan selalu saring sebelum sharing," kata Ketua Tim Medsos Polda Kalteng, Samsudin.