Ragam Hoaxbuster: Anies Masuk Peti Mati hingga Masker Sebabkan Pneumonia

26 September 2020 7:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terbukti hoax! Foto: Mateus Situmorang/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Terbukti hoax! Foto: Mateus Situmorang/kumparan
ADVERTISEMENT
Berita bohong atau hoaks masih terus berseliweran di tengah masyarakat. Bahkan, di masa pandemi corona, banyak informasi yang menimbulkan keresahan dan disinformasi di masyarakat.
ADVERTISEMENT
kumparan telah merangkum beberapa hoaks yang terjadi sepanjang Jumat (25/9) dalam topik Hoaxbuster. Berikut rangkumannya.

Foto Anies Baswedan Masuk Peti Mati

Tidak benar Anies Baswedan masuk peti mati. Foto: kumparan
Meresahkan, dunia maya dihebohkan dengan beredarnya foto Gubenur DKI Jakarta Anies Baswedan masuk ke sebuah peti kayu. Dalam foto itu juga, Anies terlihat berbaring dengan mengenakan rompi berwarna oranye.
Dilansir situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), foto itu adalah hasil editan.
Foto aslinya menampilkan seorang pelanggar PSBB Transisi yang diminta masuk ke dalam peti mati di Kawasan Kalisari, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Warga pelanggar aturan atau yang tidak memakai masker memang akan dimasukkan ke dalam peti mati oleh petugas Satpol PP sebagai sanksi tambahan.
ADVERTISEMENT
Meski, kini aturan tersebut sudah tak diberlakukan lagi. Maka disimpulkan, foto Anies masuk peti mati adalah hoaks.

Benarkah Tepung Bisa Jadi Obat Penyembuh Luka Bakar?

Tidak benar mengobati luka bakar dengan tepung. Foto: kumparan
Banyak pengguna media sosial membagikan informasi yang menyebut manfaat tepung sebagai obat penghilang rasa sakit dan menghilangkan bekas luka bakar. Bahkan menurut Reuters, informasi tersebut sudah dibagikan lebih dari 180 ribu kali.
Berikut sebagian narasi dari unggahan tersebut yang diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:
Ada seorang pria yang terbakar dan dalam kepanikan mereka, mereka melemparkan sekantor tepung ke seluruh tubuhnya untuk memadamkan api. Api pun padam dan tubuhnya tidak melepuh.
Singkat cerita, tangan saya yang terbakar saya masukan ke dalam kantong berisi tepung dan tidak ada bekas merah pada tangan saya setelahnya. Tepung dingin terasa lebih enak daripada tepung suhu ruangan. Rasakan keajaiban! Simpan sekantong tepung di lemari es Anda.
ADVERTISEMENT
Menurut spesialis perawat luka bakar di Harborview Medical Center Seattle Dr. Sam Mandell, melansir Reuters, tepung justru dapat memberikan rasa sakit pada luka bakar dan tidak ada bukti yang mendukung tepung sebagai pengobatan luka bakar.
Hal yang sama juga dibenarkan oleh ahli bedah khusus luka bakar dari sebuah Pusat Medis Henry Schiller.
"Tepung justru harus dihindari dari luka bakar, karena akan mengganggu kemampuan kulit ganti sementara, yang mana diperlukan untuk membantu menyembuhkan luka bakar itu sendiri," ujarnya.

Soal Masker Sebabkan Pneumonia yang Kebal Antibiotik

Hoaxbuster: Soal Masker Sebabkan Pneumonia yang Kebal Antibiotik. Foto: kumparan
Beredar sebuah unggahan foto di Facebook mengklaim terdapat beberapa orang yang terkena pneumonia yang disebabkan oleh penggunaan masker selama masa pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Dalam unggahan itu, disebutkan bahwa banyak pemakai masker yang dilarikan ke ICU karena terkena pneumonia yang kebal terhadap antibiotik (obat untuk mengobati/mencegah infeksi bakteri).
Berikut narasi dalam unggahan foto tersebut jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia:
Para pengguna masker sekarang berada di ICU dengan strain pneumonia yang kebal antibiotik karena menghirup organisme patogen yang seharusnya mereka keluarkan.”
Pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, jamur, hingga virus.
Lalu benarkah masker bisa memicu pneumonia?
Mengutip Reuters, seorang ahli internis, ahli paru, dan penyakit menular, Dr. Thomas Nach, menyebutkan bahwa seseorang yang paru-parunya sudah terinfeksi dengan jamur sebelumnya, dapat mengontaminasi maskernya sendiri namun tidak sebaliknya.
ADVERTISEMENT
Reuters juga menuliskan bahwa tidak ada bukti orang dirawat di ICU karena jenis pneumonia yang terkait langsung dengan penggunaan masker.
Jadi, jangan percaya berita hoaks dan carilah konfirmasinya terlebih dahulu, ya!
=====
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona