news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ragam Kritik soal Kalung Antivirus Corona Buatan Kementan

7 Juli 2020 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kalung antivirus corona. Foto: Dok. Kementan
zoom-in-whitePerbesar
Kalung antivirus corona. Foto: Dok. Kementan
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) membuat terobosan dalam upaya mencegah penularan virus corona dengan membuat kalung antivirus corona. Kalung itu diklaim mampu membunuh virus penyebab COVID-19 dan siap diproduksi massal.
ADVERTISEMENT
Mentan Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, kalung antivirus itu diracik menggunakan bahan baku dalam negeri, salah satunya pohon kayu putih atau eucalyptus. Antivirus berupa kalung itu merupakan hasil riset Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Sayangnya, terobosan Kementan itu menuai kritik dari sejumlah pihak dan masyarakat. Banyak yang menilai khasiat dari kalung itu belum teruji.
Berikut kumparan merangkum sejumlah kritik terkait kalung antivirus corona yang diproduksi Kementan:
Anggota DPR Minta Pemerintah Jangan Sampai Blunder
Anggota Komisi IX DPR Fraksi PKS, Netty Prasetyani, sebenarnya menyambut baik terobosan Kementan itu. Hanya saja, dia masih mempertanyakan kebenaran dari kalung tersebut.
"Yang menjadi persoalan berikutnya ketika pemerintah mencoba untuk memproduksinya secara massal. Publik pun merespons wacana pemerintah ini karena kalung tersebut belum teruji keampuhannya," kata Netty.
ADVERTISEMENT
Istri mantan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan itu mewanti-wanti jangan sampai pemerintah membuat blunder dan merugikan keuangan negara karena memproduksi barang yang belum teruji khasiatnya.
"Justru, pemerintah sebaiknya fokus pada hal urgen dalam penanganan COVID-19 seperti PCR test, reagen, dan sejenisnya. Termasuk fokus pada industrialisasi alat kesehatan hasil inovasi yang sudah terbukti dan dibutuhkan oleh masyarakat, seperti ventilator murah anak bangsa dan inovasi lainnya," ucap Netty.
Ahli Epidemiologi Minta Pemerintah Jangan Bohongi Publik
Ahli epidemiologi dari FKM UI Pandu Riono memberikan kritik tajam terhadap kalung tersebut. Pandu meminta agar pemerintah tidak membohongi publik.
"Jangan bohongi publik dengan produk yang belum terbukti bermanfaat pada manusia," kata Pandu.
Pandu tidak menampik kandungan minyak kayu putih yang merupakan bahan kalung antivirus corona itu memiliki sejumlah khasiat. Namun, bukan berarti langsung diklaim bisa membunuh virus corona.
ADVERTISEMENT
Justru Pandu menyoroti kedisiplinan warga dalam hal menerapkan kebiasaan baru di era pandemi. Ia menekankan sejauh ini warga harus tetap mematuhi protokol kesehatan dalam mencegah penularan COVID-19.
Mentan Syahrul Yasin Limpo (kiri) di acara peringatan Hari Kopi Indonesia, Rabu (11/3). Foto: Dok. Kementan
Kementan Jangan Fokus Ingin Terlihat Telah Berinovasi
Anggota Komisi IX DPR, Muchamad Nabil Haroen, menilai Kementan harus menunjukkan basis riset terkait kalung antivirus corona. Mereka harus berhati-hati dan mendasarkan pada riset yang jelas sebelum mengeluarkan inovasi untuk publik.
"Kementan jangan hanya ingin kelihatan berinovasi, tapi harus jelas basis risetnya. Ini justru menimbulkan pro-kontra dan dikritik beberapa ilmuwan serta periset dari kampus-kampus internasional," kata Nabil.
Meski begitu, Nabil mengapresiasi upaya Kementan yang ikut membantu dalam pencegahan penularan virus corona. Namun, tetap saja, harus ada basis riset yang dipertanggungjawabkan ke publik.
ADVERTISEMENT
"Kita melihat, masih banyak tenaga medis yang berjatuhan wafat karena COVID-19. Ini tentu saja kerugian SDM yang besar sekali bagi bangsa Indonesia. Di sisi lain, warga harus terus patuh pada protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, jaga jarak, jaga kebersihan, dan protokol lainnya," tutur legislator dapil Jateng itu.
Paripurna DPR Tentang RUU Pertanggungjawaban APBN 2018, Selasa (20/8). Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan
Hati-hati Bisa Kuras APBN
Anggota Komisi IV DPR, Ema Umiyyatul Chusnah, mengungkapkan rencana produksi massal kalung tersebut perlu dikritisi. Karena berpotensi menguras APBN dan berpotensi merugikan uang negara jika kalung itu tidak terbukti dapat membunuh virus corona.
"Klaim Kementerian Pertanian tentang kalung eucalyptus (kayu putih) yang mampu membunuh 42% virus perlu ditanggapi dengan kritis. Apalagi ada upaya untuk melakukan produksi secara massal untuk mencegah penularan COVID-19," kata Ema.
ADVERTISEMENT
Ema menjelaskan, masih diperlukan riset panjang dalam memastikan klaim minyak kayu putih dapat membunuh virus corona. Sebab dari informasi yang ia terima, riset yang dilakukan oleh Balitbang baru tahap uji secara in vitro di tingkat sel dan belum diuji terhadap virus COVID-19 secara langsung.
Maka dari itu, Ema mengimbau saat ini masyarakat sebaiknya tetap menjaga kewaspadaan dalam mengurangi risiko penularan virus corona dengan menerapkan protokol COVID-19, yaitu menggunakan masker, rajin cuci tangan, dan melakukan social distancing.
Warga mengemas minyak kayu putih ke dalam botol. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Jadi Bahan Sindiran Masyarakat ke Pemerintah
Kritikan kembali datang dari DPR, kini anggota Komisi IX Fraksi PAN, Saleh Daulay, menilai Kementan perlu melakukan kajian lebih jauh dalam memastikan khasiat kalung antivirus corona sebelum diproduksi massal.
ADVERTISEMENT
Ketua DPP PAN itu sudah sempat melihat contoh produk yang antivirus corona yakni model roll dan balsem. Setelah mencoba, Saleh mengaku tak tahu apakah antivirus corona itu ampuh dan bereaksi di tubuhnya.
"Saya sudah melihat dua contoh produknya. Saya diberi oleh teman. Bentuknya roll on dan balsem. Saya sudah coba dua-duanya. Modelnya seperti obat gosok. Kalau digosokkan ke leher atau kulit, rasanya sedikit panas. Baunya seperti minyak kayu putih," kata Saleh.
Saleh tidak ingin kalung antivirus corona yang digagas Kementan menjadi bahan sindiran masyarakat ke pemerintah karena dianggap tak meyakinkan. Maka dari itu, ia meminta Kementan menggandeng para ahli untuk menguji kembali kalung tersebut.
Inhaler anti-corona buatan Kementan. Foto: Dok. Kementan
Sebaiknya Tidak Diproduksi Massal
Kementan diminta fokus dalam persoalan pangan dan kesejahteraan petani daripada membuat kalung tersebut. Hal itu disampaikan anggota Komisi IV DPR Daniel Johan.
ADVERTISEMENT
Daniel meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo tidak memproduksi massal kalung itu sebelum terbukti mampu menangkal virus corona.
"Dites secara kompeten dulu kepastian efektivitasnya. Selama belum diuji secara kompeten oleh para ahli dan dipastikan keefektifannya, jangan pernah dibuat masif," tegasnya.
Menurutnya, Kementan harus lebih mengedepankan penghematan anggaran agar bisa dimaksimalkan dengan baik.