Ragam Respons Ahli ke Anji soal Foto Jenazah COVID-19

21 Juli 2020 8:15 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Anji. Foto: Instagram/ @duniamanji
zoom-in-whitePerbesar
Anji. Foto: Instagram/ @duniamanji
ADVERTISEMENT
Pernyataan musisi Erdian Aji Prihartanto atau lebih dikenal dengan nama Anji menuai kontroversi di media sosial. Saat itu, melalui akun instagramnya, Anji mengungkapkan ada sejumlah kejanggalan pada foto karya Joshua Irwandi.
ADVERTISEMENT
Foto tersebut menggambarkan jenazah yang meninggal akibat COVID-19. Jenazah tersebut tampak terbungkus plastik di atas sebuah ranjang salah satu rumah sakit di Jakarta.
Menurut Anji, foto tersebut merupakan hasil setting dan karya buzzer karena di-repost di mana-mana. Selain itu, ia menilai, seharusnya fotografer tidak bisa masuk dan melihat jenazah pasien COVID-19, seperti halnya keluarga pasien.
Anji di konferensi pers ‘Holywings Academy’. Foto: Sarah Yulianti Purnama/kumparan
Ungkapan Anji itu pun menuai beragam kritik. Pewarta Foto Indonesia (PFI) bahkan mengecam keras opini Anji yang dinilai memberikan penghakiman sepihak.
"PFI Pusat telah menghubungi Joshua Irwandi terkait foto tersebut, untuk memastikan keabsahan dari karya jurnalistiknya, yang viral itu," kata Ketua PFI Pusat Reno Esnir dalam keterangannya, Minggu (19/7).
Joshua Irwandi adalah salah satu jurnalis foto yang mendapatkan grant dari National Geographic. Menurut Reno, saat pengambilan foto, Joshua sudah memenuhi seluruh kode etik jurnalistik, termasuk mengikuti prosedur perizinan dan protokol kesehatan yang diwajibkan.
ADVERTISEMENT
Apalagi, menurut Reno, karya jurnalistik juga sudah dilindungi oleh UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik. Sehingga, kata Reno, pernyataan Anji bisa menyebabkan keresahan di kalangan pewarta foto, fotografer, hingga masyarakat umum.
Fotografer senior Beawiharta juga angkat suara soal insiden ini. Menurutnya, wajar-wajar saja jika Anji memberikan komentar soal kejanggalan foto Joshua karena tidak mengetahui prosedur yang ada.
"Kalau ditanya foto itu asli atau enggak ya asli, nyata. Karena ini yang jarang dilakukan influencer mereka enggak ngamati, mereka enggak riset. Mereka enggak nanya-nanya rumah sakit bagaimana dan segala macem. Ya sehingga mereka enggak punya pengetahuan soal itu," ungkap Bea.
Pewarta foto, Beawiharta, saat sesi diskusi pada pameran foto T(h)UMAN di Teras Cibiru, Jalan AH. Nasution, Kota Bandung, Sabtu (1/2/2020). Foto: Jamal Ramadhan/kumparan
Ia pun kemudian menceritakan mengapa Joshua Irwandi bisa mendapatkan akses untuk memotret jenazah pasien COVID-19. Yang perlu dicatat, Joshua adalah salah satu dari dua orang pewarta foto yang mendapatkan tugas khusus dari National Geographic (NG) internasional untuk memotret segala hal tentang corona.
ADVERTISEMENT
"Kalau Joshua karena dia biasa motret untuk National Geographic internasional jadi dia diajari mengamati itu, memahami COVID apa, nanya dokter nanya kanan kiri. Jadi dia tahu oh harus motret ini. Nah lalu kenapa itu jadi ramai? Karena fotonya outstanding. Luar biasa," ungkap Bea.
Foto Joshua tersebut, menurut Bea, mengandung makna yang sangat dalam bagi masyarakat. Hal itu juga diamini oleh Ketua Perhimpunan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah yang menilai foto Joshua menjadi bukti jika COVID-19 berbahaya.
"Petunjuk agama dan bukti-bukti ilmiah dalam bentuk fakta (sebagai manifestasi IPTEK) telah menunjukkan bahayanya COVID. Dalam waktu singkat menyebar ke lebih dari 200 negara," ungkap dia.
"Dan jutaan terinfeksi serta ratusan ribu yang wafat. Bukankah ini fakta dan bukan mitos," sambungnya.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Jubir pemerintah untuk penanganan COVID-19, Achmad Yurianto, meminta masyarakat agar tidak terpancing dengan komentar Anji. Yuri juga optimistis, saat ini mayoritas masyarakat Indonesia sudah paham seberapa berbahayanya COVID-19.
"Biar saja. Apakah 2 juta follower-nya kanak-kanak yang enggak punya pertimbangan rasional?" kata Yuri.
"Apakah masyarakat kita sedemikian bodohnya? Apakah ini hal pertama terjadi? Kita masih ingat orang nyentrik dari Surabaya, terus influencer perempuan. Apa ada yang ngikuti?" imbuhnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)