Rahayu ke Zulhas: Saya Dilarang Doa karena Perempuan atau Nonmuslim?

27 September 2019 13:15 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua DPP Partai Gerindra Rahayu Saraswati di peluncuran kumparan Pemilupedia di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ketua DPP Partai Gerindra Rahayu Saraswati di peluncuran kumparan Pemilupedia di Hotel The Westin, Jakarta Selatan, Senin (17/12/2018). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Anggota Fraksi Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyesalkan sikap Ketua MPR Zulkifli Hasan yang membatalkan pembacaan doa olehnya dalam forum sidang akhir masa jabatan MPR, Jumat (27/9). Sedianya, Rahayu ditugaskan membacakan doa di sidang masa akhir jabatan MPR.
ADVERTISEMENT
Namun, rencana itu berubah atas permintaan Zulkifli Hasan. Putri Hashim Djojohadikusumo ini mengaku sakit hati atas perlakuan tersebut.
"Begitu kagetnya dan sakit hatinya saya atas perlakuan ini dan ini sebuah kenyataan di forum lembaga tertinggi negara ini," kata Rahayu kepada wartawan, Jumat (27/9).
"Di lembaga ini justru perwakilan perempuan dan non-Muslim tak diberikan ruang untuk membacakan doa untuk bangsa dan negara yang kita cintai ini," lanjut Rahayu.
Keponakan Prabowo Subianto ini bercerita, pada Kamis (26/9), dia mendapat kabar dari pimpinan fraksi Gerindra di MPR. Mereka menyatakan bahwa Rahayu diberikan tugas untuk membacakan doa di sidang lembaga tertinggi negara itu.
"Jujur, saya kaget dan sangat gugup sampai badan gemeteran karena tekanan yang luar biasa menyadari bahwa ini artinya akan adanya perempuan pertama dan non-Muslim pertama yang akan membacakan doa di sidang terhormat ini," katanya.
ADVERTISEMENT
"Saya terkagum akan pimpinan saya yang laki-laki dan Muslim, Bapak Elnino M. Husein Mohi, yang telah berani mengajukan saya kepada para pimpinan yang lainnya untuk tugas mulia ini dan akhirnya disepakati dan didukung penuh," tambahnya.
Namun, ternyata Zulkifli Hasan tak menyetujui Rahayu membawakan doa yang dia tulis hingga pukul 02.00 dini hari. Pada Jumat pagi, Rahayu didatangi oleh Ketua dan Sekretaris Fraksi Gerindra di MPR. Dalam pertemuan itu, keduanya menyampaikan bahwa Zulkifli Hasan keberatan jika Rahayu yang membacakan doa.
Suasana sidang paripurna MPR akhir masa jabatan periode 2014-2019 Jakarta, Jumat (27/9/2019). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Tak berkecil hati, Rahayu mengatakan, jika pria yang disapa Zulhas itu keberatan karena dirinya perempuan, maka boleh dilakukan anggota legislatif laki-laki yang juga beragama kristiani. Namun, acara pembacaan doa dihapus, akhirnya diambil alih oleh Zulhas.
ADVERTISEMENT
"Air mata tak kunjung berhenti dengan setiap langkah yang saya ambil berjalan keluar dari sidang penutup masa jabatan saya sebagai Anggota MPR," ujarnya.
Rahayu heran dengan sikap Ketum PAN itu. Ia juga mempertanyakan apa alasan Zulhas tak menyetujuinya untuk membawakan doa pada sidang terakhir MPR itu.
"Pertanyaan saya kepada Bapak Zulkifli Hasan yang saya hormati, apakah bermasalah karena saya perempuan? Atau karena saya non-Muslim?," katanya.
Sebelumnya, Zulhas memang tampak mengebut sidang. Mulai dari pembacaan laporan kinerja MPR periode 2014-2019 hingga pembacaan doa.
Seusai membaca paparan sidang yang dilompat-lompati, Zulkifli Hasan memimpin secara singkat doa penutupan akhir masa jabatan MPR itu.
"Robbana atina fiddunnya hasanah wafil akhiroti hasanah, wakina azabannar," ucap Zulhas.
ADVERTISEMENT
"Ya Allah Ya Rabb berilah kekuatan keselamatan keberkahan kemakmuran bagi bangsa dan negara kami. Kuatkanlah persaudaraan kami, kuatkanlah persaudaraan kebangsaan kami, kuatkanlah persatuan kami Ya Allah," tambahnya.