Raja Malaysia Akan Umumkan PM Baru Usai Gelar Pertemuan 9 Sultan

20 Agustus 2021 10:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Raja baru Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah saat menghadiri acara pelantikan  di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
zoom-in-whitePerbesar
Raja baru Malaysia, Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah saat menghadiri acara pelantikan di Kuala Lumpur, Malaysia. Foto: REUTERS/Lai Seng Sin
ADVERTISEMENT
Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah dari Pahang, akan mengumumkan penunjukan perdana menteri baru setelah melakukan pertemuan dengan para sultan negara bagian Malaysia.
ADVERTISEMENT
Conference of Rulers, atau Majlis Raja-raja, adalah pertemuan sembilan sultan Malaysia yang rencananya akan dilaksanakan pada Jumat (20/8) pukul 14:30 waktu setempat.
Wakil PM Malaysia, Ismail Sabri Yaakob, disebut menjadi calon kuat sebagai pengganti Muhyiddin Yassin. Muhyiddin mengundurkan diri pada Senin (16/8) setelah dirinya kehilangan suara mayoritas di parlemen.
Sultan Abdullah akan menunjuk PM baru dengan mempertimbangkan anggota parlemen yang dapat memperoleh dukungan suara mayoritas di parlemen. Pemilu tidak menjadi opsi karena pandemi COVID-19 yang masih merajalela di Malaysia.
Ismail Sabri, politikus dari partai UMNO, naik sebagai calon kuat usai memperoleh dukungan dari koalisi Muhyiddin.
Menurut seorang anggota dewan dari UMNO, Ahmad Maslan, Ismail Sabri berhasil mengamankan dukungan 114 anggota dari total 222 kursi parlemen.
Wakil Perdana Menteri Malaysia, Ismail Sabri Yaakob. Foto: Facebook @ismailsabri60
Muhyiddin, yang sekarang masih menjabat sebagai PM sementara, mengatakan dukungan dari koalisinya bersyarat. Ismail Sabri harus memastikan bahwa anggota kabinet barunya bebas dari segala tuduhan kasus korupsi.
ADVERTISEMENT
Jika Ismail Sabri terpilih menjadi PM Malaysia selanjutnya, penunjukan ini akan menandakan kembalinya partai terbesar Malaysia, UMNO, ke kursi kekuasaan.
UMNO kalah pada pemilu tiga tahun lalu akibat berbagai tuduhan kasus korupsi yang menimpanya. Tuduhan tersebut hampir seluruhnya berkaitan dengan skandal multi-miliar dolar pada anggaran negara 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Sejumlah anggota partai UMNO didakwa atas kasus korupsi usai kekalahannya pada pemilu 2018, termasuk presiden UMNO Ahmad Zahid Hamidi dan mantan PM Malaysia Najib Razak. Keduanya menyanggah dakwaan tersebut.