news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Rama Tewas dengan 2 Luka Tembak Usai Bantu Massa yang Terluka

23 Mei 2019 20:05 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Nenek Memeh, neneknya Rizki Ramadhan, korban dalam kerusuhan aksi 22 Mei. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Nenek Memeh, neneknya Rizki Ramadhan, korban dalam kerusuhan aksi 22 Mei. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
ADVERTISEMENT
Rizki Ramadhan (17) alis Rama tewas saat mengikuti aksi 22 Mei di KS Tubun, Petamburan, Jakarta Barat. Rizki tewas dengan dua luka tembak di tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Rama berdomisili di Jalan Slipi, Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat. Ia bersama kawan-kawannya memang berniat mengikuti aksi dan berkumpul di Petamburan.
Seharusnya, rombongan dari lingkungan Rama baru berangkat pada 07.00 WIB. Namun Rama dan temannya memutuskan untuk berangkat awal, pada waktu subuh.
"Dia (Rama) berangkat dari rumah setelah subuh, kita dapat kabar pukul 08.00 WIB (Rama) tertembak," kata Sri, Sepupu Rama saat ditemui, Kamis (23/5).
Anggota kepolisian menembakkan gas air mata ke arah massa di depan Kantor Bawaslu, Rabu, (22/5). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
Rama tewas dengan dua luka tembak di tubuhnya. Satu di bagian atas dada dekat tenggorokan, satu lagi di bagian bahu kanan yang tembus hingga dada belakang.
Informasi Rama yang tertembak peluru disampaikan oleh temannya kepada keluarga. Menurut temannya, Rama tertembak dua peluru usai menolong salah satu massa yang tertembak sebelumnya.
ADVERTISEMENT
"Temannya cuma bilang dia nolong orang ditembak kepalanya, dia nolong dibawa ke ambulans. Kata temennya enggak ada suaranya tahu-tahu dia balik lagi dia yang kena, tepar. Itu enggak ada suaranya tembakan, tahu-tahu dia tepar, berdarah," kata Sri menceritakan keterangan teman Rama.
"Cuma temennya enggak lihat yang di sini (luka tembak di leher) dia lihatnya yang di sini (dada belakang), karena darahnya. Sampai shock temennya sampai sekarang," sambungnya.
Rizki Ramadhan, tewas dengan dua luka tembakan di badannya. Foto: Lutfan Darmawan/kumparan
Rama yang tergeletak bersimbah darah langsung dinaikan ke ambulans dandibawa ke RSUD Tarakan untuk mendapatkan pertolongan. Namun nahas nyawanya tak terselamatkan.
Keluarganya yang panik langsung mencari keberadaan Rama. Sebab, informasi yang diterima, sebelum tahu di RS Tarakan, Rama hanya dibawa ke salah satu rumah sakit saja.
ADVERTISEMENT
"Rama ditembak cuma dibawa ambulans, dari ambulan enggak boleh diikutin. Jadi enggak tahu, cari saja katanya di rumah sakit. Saya cari info dong rumah sakit ternyata dengar di berita di Tarakan, Budi Kemuliaan sama Pelni," ujarnya.
"Nah, setelah itu kita nih sebar, ketemu di Tarakan dengan status mayat tak dikenal. Karena dia identitas enggak ada, handphone hilang, dompet hilang, yang kasih lihat itu security difoto dikasih lihat itu ternyata benar itu Rama," imbuhnya.
Keluarga sempat kesulitan saat ingin melihat dan membawa pulang Rama. Alasan keperluan visum jadi salah satu sebabnya. Keluarga yang tiba pada 08.30 WIB pagi harus menunggu hingga jam 13.00 WIB.
Beruntung, ada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mengunjungi RS Tarakan. Keluarga meminta bantuan, dan jenazah bisa dipulangkan.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat kunjungi korban meninggal di RS Tarakan. Foto: Efira Thanu/kumparan
ADVERTISEMENT