Rano Karno Kritik Anies soal Revitalisasi TIM: Komunikasi Kurang Berjalan

27 Februari 2020 13:33 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aktor Rano Karno. Foto: Ronny/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Aktor Rano Karno. Foto: Ronny/kumparan
ADVERTISEMENT
Komisi X DPR mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk meminta penjelasan terkait proses revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TMI). Anggota Komisi X Fraksi PDIP Rano Karno mengatakan, secara pribadi dirinya menyambut baik proses revitalisasi yang dilakukan TIM.
ADVERTISEMENT
Rano menuturkan sudah 57 tahun TIM tidak mendapatkan proses revitalisasi bangunan. Namun, dia menyebut Pemprov DKI masih kurang berkomunikasi dengan seniman dan masyarakat.
"Pak Gubernur, saya pribadi mungkin bisa mewakili diri saya masih sebagai seniman. Saya harus berterima kasih karena setelah hampir 57 tahun, TIM Anda buat balik kembali," kata Rano di Gedung DPR, Senayan, Kamis (27/2).
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, saat Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi X DPR RI terkait revitalisasi TIM di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/2/2020). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
"Saya kecil di situ, dulu di teater Kak Yana, main di situ. Memang kalau saya lihat, maaf, kursinya saja kalau kita dudukin sudah lebih banyak abu daripada kainnya, sound system jelek sudah harus revitalisasi. Cuma memang ternyata yang saya anggap adalah komunikasi yang kurang berjalan," lanjut pemain Si Doel ini.
Mantan Wakil Gubernur Banten itu juga meminta agar nantinya setelah proses revitalisasi usai, pengelolaan TIM tetap diserahkan kepada Dewan Kesenian Jakarta. Ia ingin Pemprov DKI menjamin keterlibatan seniman asli TIM.
ADVERTISEMENT
"Tapi memang mungkin kita alpa sejarah, TIM itu diserahkan pada waktu tahun '68 itu memang dikelola oleh Dewan Kesenian Jakarta. Pada waktu seniman ke sini (DPR) prinsipnya mereka setuju revitalisasi cuma mereka bertanya Pak Gubernur setelah itu kami di mana. Apakah kami masih dalam pengelolaan karena kalender kegiatan kesenian pasti mungkin pihak swasta sulit untuk mengaturnya," jelasnya.
Ekskavator melakukan pembongkaran gedung Graha Bhakti Budaya (GBB) Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, Kamis (6/2). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Jadi saya hanya ingin memegang tadi pernyataan Pak Gubernur bahwa untuk pengelolaan konten adalah Dinas Kebudayaan dan Dewan Kesenian Jakarta," sambung Rano Karno.
Lebih lanjut, dia meminta agar Anies tetap konsisten untuk tidak membangun hotel berbintang di kompleks TIM. Menurutnya, keberadaan hotel dapat menghambat aktivitas kesenian di TIM.
"Isu hotel itu tidak benar. Itu memang mungkin wisma seni tapi mungkin wismanya beda dengan wisma dulu. Sekarang mungkin tingkatnya agak yang dinaikin kasurnya lebih enak barangkali. Tapi kalau memang hotel, haduh agak sulit kita lakukan kreasi," tandas dia.
ADVERTISEMENT