Rapid Test Antigen Bakal Tersedia di Posko Pengungsi Sulbar hingga Kalsel
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati, mengakui pihaknya masih terus mengimbau pengungsi untuk mematuhi protokol kesehatan. Tim gabungan juga terus memfasilitasi berbagai bantuan penunjang protokol, termasuk APD hingga rapid test antigen .
"Diharapkan dalam waktu dekat ada swab antigen juga yang akan diupayakan untuk disampaikan di kawasan titik penting pengungsian," ujar Raditya dalam konferensi pers BNPB, Minggu (17/1).
Raditya menyebut, BNPB bersama pemerintah setempat akan memaksimalkan protokol corona di posko tetap dipatuhi. Tim juga akan membatasi jumlah pengungsian di dalam satu posko agar jaga jarak bisa diterapkan.
"Harapannya dalam waktu dekat ada penertiban yang lebih baik terutama untuk para penyintas yang nanti akan dikonsentrasikan di dua tempat, diharapkan memang terbatas yang masuk situ, tidak sembarang orang, artinya memang tempat pengungsian dan diharapkan prokes tetap dilakukan," ucap Raditya.
Raditya memastikan timnya telah berkoordinasi dengan Kemenkes, dan Dinkes setempat. Terutama memisahkan pengungsi yang rentan.
ADVERTISEMENT
"Kepala BNPB sudah sampaikan ke kami, protokol kesehatan tetap nomor satu, jadi tetap harus pakai masker, jaga jarak, terutama di tempat pengungsian, harus dipilah antara kelompok yang rentan, dan itu jadi penting untuk kita," ungkapnya.
Di Sulbar, gempa 6,2 magnitudo mengguncang Majene dan berdampak ke sejumlah daerah lain. Tercatat, hingga pukul 17.00, 73 orang meninggal dunia, 28.750 orang mengungsi.
Di Sumedang, banjir dan longsor menimpa sejumlah titik. Sebanyak 29 orang meninggal dunia, 11 hilang, 25 lainnya luka-luka.
Di Kalimantan Selatan, banjir menerjang 7 kabupaten/kota. Puluhan ribu orang mengungsi, ribuan rumah terendam.
Di Manado, banjir dan longsor menimpa 10 kecamatan. Sebanyak 5 orang meninggal, 1 hilang, 10 kecamatan terdampak, dan 500 orang mengungsi
ADVERTISEMENT