Rapor Merah Penanganan Corona dari Jokowi: Kasus Melonjak hingga Singgung Vaksin

1 Desember 2020 7:32 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden Joko Widodo usai meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Joko Widodo usai meninjau simulasi pemberian vaksinasi COVID-19, di Puskesmas Tanah Sareal, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/11). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
Pandemi corona di Indonesia kian mengkhawatirkan belakangan ini. Penambahan pasien corona melonjak imbas long weekend akhir Oktober dan maraknya kerumunan.
ADVERTISEMENT
Bahkan penambahan pasien corona mencapai rekor pada Minggu (29/11) dengan 6.267 kasus baru. Adapun kini jumlah total kasus corona di Indonesia mencapai 538.883 pasien.
Dari jumlah itu, 450.518 pasien di antaranya sembuh dan 16.945 orang meninggal. Sehingga pasien yang masih dirawat kini 71.420 orang.
Seorang petugas medis mengambil sampel dari seorang siswa sekolah menengah untuk menguji virus Corona, di Surabaya. Foto: AFP/JUNI KRISWANTO

Penanganan Corona Memburuk

Presiden Jokowi menyatakan, lonjakan kasus corona harus disikapi secara serius. Ia bahkan menyoroti kasus aktif corona yang terus meningkat selama seminggu terakhir.
"Hati-hati, berdasarkan data yang saya terima 29 November, kasus aktif kita sekarang ini meningkat menjadi 13,41 persen. Meski pun ini lebih baik dari angka rata-rata dunia. Tapi hati-hati, ini lebih tinggi dari angka minggu lalu. Minggu lalu masih 12,78 (persen), sekarang 13,41 persen," kata Jokowi saat rapat terbatas penanganan COVID-19 dan pemulihan ekonomi nasional di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (30/11).
ADVERTISEMENT
Jokowi juga menyinggung tingkat kesembuhan nasional yang menurun dari minggu sebelumnya.
"Tingkat kesembuhan juga sama. Minggu lalu 84,31 sekarang 83,44 persen. Ini semuanya memburuk semuanya. Karena adanya tadi, kasus yang memang meningkat lebih banyak di minggu-minggu kemarin," ucapnya.
Petugas Satpol PP mengimbau kepada pengendara untuk menggunakan masker dengan baik dan benar dalam Operasi Yustisi Protokol COVID-19 di kawasan Pasar Jumat, Jakarta, Senin (14/9). Foto: Aprillio Akbar/ANTARA FOTO

Perhatian Khusus di DKI Jakarta dan Jateng

Dalam kesempatan itu, Jokowi bahkan secara langsung meminta penanganan corona di DKI Jakarta dan Jawa Tengah agar diperhatikan. Sebab 2 provinsi itu mengalami kenaikan kasus corona yang drastis.
"Saya ingin ingatkan, ada 2 provinsi yang menurut saya perlu perhatian khusus karena peningkatan dalam minggu ini, dalam 2-3 hari ini peningkatannya sangat drastis sekali, yaitu Jateng dan DKI Jakarta," kata Jokowi.
"Dilihat betul kenapa peningkatannya begitu sangat drastis," lanjutnya.
Menteri Dalam Negeri RI Tito Karnavian. Foto: Kemendagri RI

Minta Mendagri Tito Ingatkan Kepala Daerah

Meningkatnya kasus corona di daerah membuat Jokowi kembali meminta Mendagri, Tito Karnavian, untuk mengingatkan para kepala daerah agar mampu menangani penyebaran dan pencegahan COVID-19 di wilayahnya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Jokowi secara khusus meminta Tito mengarahkan kepala daerah untuk memegang kendali penanganan virus corona di masing-masing wilayah.
"Saya minta Menteri Dalam Negeri mengingatkan sekali lagi kepada para gubernur, bupati, dan wali kota untuk betul-betul memegang penuh kendali di wilayah masing-masing yang berkaitan dengan masalah COVID-19 dan juga yang berkaitan dengan masalah ekonomi," ucap Jokowi.
Jokowi menegaskan prioritas utama adalah keselamatan warga. Para pemangku jabatan diharapkan bisa bekerja dengan maksimal agar bisa menangani pandemi COVID-19.
"Tugas kepala daerah adalah melindungi keselamatan warganya dan sudah saya sampaikan keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi dengan memegang angka-angka kasus, kasus aktif, angka kesembuhan, angka kematian, dan indikator-indikator ekonomi yang ada," tegasnya.
Ilustrasi vaksin corona. Foto: Shutterstock

Singgung Kepastian Vaksin Corona

Dalam rapat tersebut, Jokowi juga menyinggung mengenai kepastian vaksin corona tiba dan proses vaksinasi dilakukan.
ADVERTISEMENT
Meski sudah mengumumkan vaksin corona akan datang akhir November atau awal Desember, Jokowi meminta para menteri untuk memastikannya.
"Saya nanti juga minta kepastian mengenai vaksin dan mulainya vaksinasi," kata Jokowi.
Infografik pertanda daya tahan tubuh melemah. Foto: kumparan
Sebagaimana diketahui, simulasi vaksinasi sudah dilakukan di berbagai daerah. Saat menyaksikan simulasi vaksinasi di Puskesmas tanah Sareal Bogor, Jokowi berharap vaksin corona dapat tiba antara November atau Desember.
Namun meski vaksin COVID-19 sudah tiba, Jokowi mengatakan vaksinasi tak bisa langsung dilakukan. Ia mengatakan ada langkah-langkah tertentu yang harus ditempuh sebelum vaksinasi digelar, salah satunya mendapatkan emergency use authorization dari BPOM.
Untuk jenis vaksin Sinovac, BPOM pernah menyebut proyeksi izin vaksin itu dilakukan pada Januari 2021.