Ratu Elizabeth Beri Penghargaan ke Penemu Orang Utan Tapanuli, Ian Singleton

13 Oktober 2020 13:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Dr. Ian Singleton, Direktur Sumatran Orangutan Conservation Programme. Foto: Kedutaan Inggris
zoom-in-whitePerbesar
Dr. Ian Singleton, Direktur Sumatran Orangutan Conservation Programme. Foto: Kedutaan Inggris
ADVERTISEMENT
Konservasionis yang juga Direktur Sumatran orang utan Conservation Programme asal Inggris Dr. Ian Singleton mendapat penghargaan dari Ratu Elizabeth II atas jasanya pada lingkungan dan konservasi.
ADVERTISEMENT
Singleton dianugerahi OBE (Officer of the Most Excellent Order of the British Empire) yang diberikan pada orang-orang paling unggul dalam penghargaan untuk memperingati ulang tahun Ratu Elizabeth.
Penghargaan ini diberikan untuk figur-figur yang menunjukkan jasa dan kontribusi luar biasa di bidang mereka.
Nama Ian Singleton sudah tidak asing lagi di Indonesia, ia dikenal sebagai Pegiat penyelamatan orang utan.
"Saya merasa sangat terhormat, dan sangat bangga, karena semua kerja keras kami selama bertahun-tahun telah diakui, tetapi itu bukan pekerjaan satu orang , atau satu organisasi saja,” kata Singleton, dalam rilis yang diterima kumparan dari Kedubes Inggris, Selasa (13/10).
“Penghargaan ini merupakan pengakuan bagi seluruh tim konservasionis berdedikasi, yang sebagian besar adalah orang Indonesia, dan juga banyak rekan kami di Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Indonesia, saya merasa senang dan terhormat untuk bekerja sama sepanjang karier saya,” tambahnya.
Dr. Ian Singleton, Direktur Sumatran Orangutan Conservation Programme. Foto: Kedutaan Inggris
Singleton memulai kariernya sebagai penyelamat orang utan lebih dari 30 tahun atau tepatnya pada 1989. Ia memulai pekerjaan di Kebun Binatang Jersey, Kepulauan British Channel.
ADVERTISEMENT
Dia lalu meninggalkan Jersey pada 1996 untuk mempelajari orang utan liar di Sumatera sekaligus untuk gelar Ph.D di Universitas Kent, UK.
Setelah menyelesaikan tesisnya pada 2000, dia kembali ke Sumatera untuk membantu melindungi serta melestarikan orang utan liar dan juga habitatnya.
Singleton juga merupakan salah satu tim ilmuwan yang pada 2017 memperkenalkan kepada dunia tentang spesies orang utan baru, Orang utan Tapanuli, yang dinamai sesuai dengan tempat di mana ia berada.
Pada 2001, Singleton mendirikan Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) yang bekerja untuk PanEco Foundation yang berbasis di Swiss, bersama dengan mitranya di Indonesia, Yayasan Ekosistem Lestari (YEL) dan Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI.
Dr. Ian Singleton, Direktur Sumatran Orangutan Conservation Programme. Foto: Kedutaan Inggris
Dr. Ian Singleton, Direktur Sumatran Orangutan Conservation Programme. Foto: Kedutaan Inggris
Singleton menambahkan pentingnya melindungi populasi orang utan yang jumlahnya terus berkurang dari tahun ke tahun.
ADVERTISEMENT
Spesies orang utan Sumatera dan orang utan Tapanuli kini terdaftar sebagai Critically Endangered dalam Daftar Merah Spesies Terancam IUCN. Orang utan tapanuli juga adalah spesies kera besar yang paling terancam punah di dunia
"Kita perlu melindungi sisa populasi liar baik orang utan sumatera (Pongo abelii), saat ini hanya berjumlah sekitar 13.400 individu, dan benteng nyata terakhir mereka, Kawasan Ekosistem Leuser, dan kurang dari 800 orang utan tapanuli (Pongo tapanuliensis) yang tetap berada di satu-satunya habitat mereka di Ekosistem Batang Toru, Sumatera Utara," lanjutnya.