Ratu Elizabeth Diduga Marahi Putri Anne karena Tolak Salami Trump

Putri Kerajaan Inggris Anne berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel selama resepsi di Istana Buckingham, London, Selasa (3/12). Foto: AFP/YUI MOK / POOL

Sebuah video mengemuka dalam pertemuan pemimpin NATO di Inggris pekan ini. Dalam video itu, terlihat Ratu Elizabeth seakan memarahi Putri Anne karena tak menyalami Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Video tersebut terekam dalam acara resepsi NATO di Istana Buckhingham, London, Selasa (3/12). Dalam video yang juga dirilis Reuters tersebut, terlihat Ratu Elizabeth menyambut Trump dan Melania di Buckhingham.

Elizabeth ditemani putranya, Pangeran Charles dan istrinya, Camilla. Terlihat Anne di samping mereka, berdiri di jajaran staf istana di samping pintu, tidak menyalami Trump.

Setelah bersalaman dengan Trump, Elizabeth mengatakan sesuatu kepada Anne. Anne membalasnya dengan mengangkat bahu dan tertawa. Rekaman video tersebut lantas viral di internet.

Walau percakapan mereka tidak terdengar, namun kisah yang beredar menyebut Elizabeth memarahi putri satu-satunya itu karena tidak berdiri bersamanya menyalami Trump. Interpretasi lain menyebut, Anne menolak bersalaman dengan Trump.

Namun kisah itu dibantah oleh Valentine Low, wartawan Istana Inggris. Menurut dia, ketika itu Elizabeth bertanya kepada Anne apakah ada pemimpin lain setelah Trump yang harus ditunggu.

Anne, kata Low, kemudian mengangkat tangannya ke udara dan mengatakan "hanya saya saja" sembari berkelakar.

Walau cerita itu dibantah, namun Anne kembali menjadi pembicaraan setelah tertangkap kamera menggosipkan Trump dengan para pemimpin Barat.

Putri Kerajaan Inggris, Anne, berbicara dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dalam resepsi di Istana Buckingham, London, Selasa (3/12). Foto: AFP/YUI MOK / POOL

Anne dalam rekaman itu mendengarkan Perdana Menteri Kanada Justin Trudeau yang mencemooh Trump karena terlalu lama saat konferensi pers.

Dalam lingkaran percakapan tersebut ada PM Inggris Boris Johnson, PM Belanda Mark Rutte, dan Presiden Prancis Emmanuel Macron.