Ratusan Imigran Ilegal Unjuk Rasa di Depan Monumen Pantheon, Paris
ADVERTISEMENT
Sekitar 300 imigran gelap yang menamakan diri sebagai 'Black Vests' berdemo di depan Monumen Pantheon, Paris, Jumat (12/7). Mereka menuntut agar tetap diberikan izin untuk tinggal di Prancis.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, para pendemo itu sebagian besar berasal dari Afrika Barat. Mereka berhasil menerobos masuk ke mausoleum sebelah kiri, tempat Voltaire, Victor Hugo, dan pahlawan nasional Prancis lainnya dimakamkan.
"Kami akan tetap di sini hingga orang terakhir dari kami diberikan dokumen," bunyi sebuah selebaran yang dibagikan oleh para pendemo.
Dalam unjuk rasa itu, para pendemo yang didominasi pemuda itu berkali-kali meneriakkan kata 'black vests'. Ungkapan itu merujuk kepada gerakan demonstrasi 'yellow vests' yang baru-baru ini digelar.
Sekitar 60 polisi anti-huru hara diterjunkan dalam insiden ini. Mereka berusaha menghalangi akses para pendemo di lokasi kejadian.
Beruntung, aksi ini bisa berjalan dengan damai. Para pendemo juga sudah meninggalkan area Monumen Pantheon secara bersama-sama.
ADVERTISEMENT
Pemimpin sayap kanan Prancis, Marine Le Pen, juga memberikan tanggapan terkait aksi ini. Dalam akun Twitternya, Marine menyebut para imigran itu tidak bisa diterima di Prancis dan harus segera meninggalkan negara tersebut.
"Di Prancis, satu-satunya masa depan untuk imigran ilegal adalah harus keluar dari negara ini, karena itulah hukumnya," cuit Marine.