Ratusan Napi LP Narkotika Sleman COVID-19, Diduga Tertular dari Sipir Usai Mudik

14 Juni 2021 14:13 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta di Pakem, Kabupaten Sleman, Senin (14/6). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta di Pakem, Kabupaten Sleman, Senin (14/6). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Klaster penularan corona terjadi di Lembaga Permasyarakatan atau Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta di Pakem, Kabupaten Sleman, DIY. Sebanyak 262 warga binaan (napi) dan 13 petugas lapas/sipir dinyatakan positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Lapas Narkotika itu yang sudah teridentifikasi positif ada 165, kemarin sore terus tambah 110. Ya, totalnya 275,” kata Kepala Dinkes Sleman Joko Hastaryo ditemui di Kampus Terpadu UII, Jalan Kaliurang KM 14,5, Sleman, Senin (14/6).
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) DIY, Gusti Ayu Putu Suwardani, membenarkan adanya kasus penularan corona di lapas tersebut.
Dia menjelaskan kasus bermula dari positifnya seorang petugas lapas alias sipir. Petugas tersebut diketahui sempat pulang kampung atau mudik.
“Iya jadi dari seminggu yang lalu mungkin ini yang bawa ini petugas nggih yang pulang kampung, kemudian mungkin mereka tidak melaksanakan prokes jadi diinformasikan setelah di-antigen dia positif, tapi sempat masuk kantor gitu, akhirnya di-tracing-lah,” kata Ayu dihubungi wartawan, Senin (14/6).
Suasana di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta di Pakem, Kabupaten Sleman, Senin (14/6). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Ayu mengatakan pihaknya belum mengetahui detail petugas tersebut pulang kampung ke mana. Pihaknya masih akan mendalami dari petugas lain yang juga positif corona.
ADVERTISEMENT
“Saya belum meneliti sampai sejauh itu (pulang kampung ke mana), tapi yang jelas dari tiga orang itu yang kita prediksi, kita duga, mereka yang jadi penyebab utamanya, gitu. Sekarang masih dalam pendalaman,” ujarnya.
Selain petugas regu yang pulang kampung, Ayu mensinyalir penularan corona juga terjadi dari petugas kantin yang informasinya sempat keluar lapas.
“Satu lagi itu justru petugas kantin dari luar (lapas) juga. Jadi mungkin itu yang, karena barang-barang di kantin itu kan sudah terpapar gitu ya,” ujarnya.

Memperketat Prokes

Atas peristiwa ini, Ayu meminta kepada lapas untuk memperketat prokes. Menurutnya selama ini ada hal-hal yang masih diabaikan di lapas mulai dari abai cuci tangan, hingga box steril yang sering tidak aktif.
Suasana di Lapas Narkotika Kelas IIA Yogyakarta di Pakem, Kabupaten Sleman, Senin (14/6). Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
“Selama ini box steril itu kan masuk ke lapas rutan teman-teman mungkin tidak melalui box steril dan malah sudah dimatikan, gitu, ya. Terus kemudian cuci tangannya banyak yang abai, jadi saya perintahkan lagi melalui surat saya langkah-langkah yang harus ditempuh tadi malam saya zoom bersama dengan teman-temen semua lapas narkotika dengan seluruh UPT dan jajaran,” tegas Ayu.
ADVERTISEMENT
Ayu menjelaskan, warga binaan yang positif corona telah dipisahkan dengan warga binaan yang negatif. Mereka yang positif diisolasi di dalam lapas di tiga blok khusus. Sementara yang negatif ditempatkan di kamar yang telah dialokasikan.
“52 orang yang negatif sementara itu kita coba diungsikan untuk kita pisahkan dengan yang lain,” ujar Ayu.
Dia menjelaskan 52 warga binaan yang hasil swabnya negatif juga tidak akan dicampur dengan warga binaan yang belum swab PCR.
"Sementara memang kita sendirian dari blok lain kita sendirian dulu 52 itu, karena yang lainnya belum swab, nih. Nanti kita pisahkan juga dengan yang lainnya," ujar Ayu.
Tiga blok yang digunakan isolasi warga binaan positif akan dijaga ketat. Orang yang boleh masuk ke sana hanya tim dokter dan medis dengan APD lengkap. Tracing pun masih akan terus dilakukan.
ADVERTISEMENT