Referendum Belarusia Setujui Pelepasan Status Non-Nuklir

28 Februari 2022 10:25 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sisa-sisa rudal yang mendarat di jalan, di Kyiv, Ukraina , Kamis (24/2/2022). Foto: Valentyn Ogirenko/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Sisa-sisa rudal yang mendarat di jalan, di Kyiv, Ukraina , Kamis (24/2/2022). Foto: Valentyn Ogirenko/REUTERS
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Dalam referendum Belarusia yang dilakukan pada Minggu (27/2), lebih dari setengah dari total suara menyetujui konstitusi baru yang melepaskan status non-nuklir mereka.
ADVERTISEMENT
Langkah ini diambil oleh Belarusia di tengah invasi Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung sejak Kamis (24/2) lalu. Ribuan tentara Rusia pun diketahui sudah dikerahkan ke Belarusia sejak sebelum dimulainya invasi.
Dikutip dari The Guardian, konstitusi ini secara teoretis memungkinkan Rusia untuk menempatkan senjata nuklir di tanah Belarusia untuk pertama kalinya.
Ketika Uni Soviet runtuh pada 1991 lalu, Belarusia mewarisi sejumlah hulu ledak nuklir. Namun, persenjataan nuklir Belarusia itu diberikan ke Rusia.
Menurut kantor berita RIA Novosti, Ketua Komisi Pemilihan Pusat Belarusia Igor Karpenko mengatakan, 65,10% dari partisipan referendum setuju dengan adanya amandemen dalam konstitusi itu, sedangkan 10,07% memilih tidak setuju.
Presiden Belarusia Alexander Lukashenko. Foto: Lintao Zhang/Pool via REUTERS
Agar bisa berlaku efektif, amandemen harus menerima setidaknya 50% dari total suara, dengan jumlah partisipan melebihi dari setengah total elektorat. Dalam referendum ini, total partisipan mencapai 78,63%.
ADVERTISEMENT
Hasil referendum ini akan berlaku efektif 10 hari setelah perilisan resminya.
Pada Minggu (27/2), Presiden Belarusia Alexander Lukashenko menegaskan mereka akan memberikan ruang untuk Presiden Rusia Vladimir Putin untuk meletakkan senjata nuklir di tanahnya.
“Jika Anda [negara-negara Barat] mengirimkan senjata nuklir ke Polandia atau Lithuania, ke perbatasan kami, maka saya akan mengatakan pada Putin untuk mengembalikan senjata nuklir yang sebelumnya saya berikan tanpa syarat,” ungkap Lukashenko.
Negara-negara Barat mengatakan, mereka tidak akan mengakui hasil referendum tersebut.
Sebelumnya, Putin telah menyiagakan senjata nuklirnya. Berubahnya sikap Rusia terkait Nuklir merupakan upaya Moskow untuk memberi peringatan kepada Barat.
Perubahan status menjadi siaga memudahkan Rusia untuk meluncurkan nuklir lebih cepat. Tapi, bukan berarti sekarang mereka bakal langsung meluncurkan nuklir.
ADVERTISEMENT