Regenerasi Petani, Mentan Ajak Milenial Terapkan Smartfarming
ADVERTISEMENT
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengajak milenial dan petani muda giat menerapkan teknologi smartfarming dalam pengembangan budidaya pertanian. Hal ini dalam rangka memperkuat regenerasi petani terhadap perkembangan zaman yang makin modern.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, pertanian berbasis teknologi memudahkan petani dalam berbudi daya yang lebih efisien sekaligus modern dalam upaya akselerasi produksi petani.
"Petani Bali dan petani muda keren Bali adalah sesuatu lompatan yang kita coba lakukan untuk tidak saja membiarkan pertanian itu berjalan apa adanya sama dengan yang kemaren tidak berarti yang kemaren jelek tetapi kita harus ada loncatan untuk naik kelas di masa pandemi ini," kata Syahrul.
ADVERTISEMENT
"Hari ini pemuda milenial kita di Buleleng ini mencoba aplikasi bersama BNI yang kita support bersama dan ini sesuai arahan Bapak Presiden membangkitkan petani petani muda kita untuk bisa tertarik pada dunia pertanian, kita akan dorong ini," ujar Syahrul.
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana, mengatakan, pendapatan daerahnya 64 persen bersumber dari sektor pertanian sehingga perlu terus ada perbaikan tata guna pertanian yang baik, sehingga pembagian lahan untuk pengembangan khusus hortikultura atau pertanian jelas dan menciptakan pertanian berkelanjutan.
"Terima kasih Pak Menteri sudah sampai ke Buleleng dalam mendukung petani petani muda yang memiliki kapasitas dalam mengelola aktivitas proses bisnis pertanian dengan memanfaatkan teknologi," kata Agus.
Sementara itu, Ketua Komunitas Petani Muda Keren (PMK), Gede Agung Wedhatama, mengaku penggunaan smartfarming dengan IoT mendukung pertanian dari hulu sampai ke hilir.
ADVERTISEMENT
"Terkait smartfarming ini kami memang dari petani muda keren meng-empower, menstimulus teman teman kita untuk menggunakan IoT sebagai supporting aktivitas pertaniannya," kata Agung.
Menurutnya, efisiensi bertani dengan penerapan smartfarming hampir 90 persen. Tidak hanya itu, aktivitas menyiram, memupuk, menyemprot biopestisida maupun hayati menjadi lebih murah dan efisien karena bisa dilakukan dari jarak jauh dan bisa lebih tepat sasaran.
"Harapannya smartfarming ini benar benar bisa menjadi solusi bagi petani kita, petani muda sehingga semakin banyak anak anak Bali yang semangat menjadi petani,"tutup Agung.
Turut hadir dalam acara ini, Deputi 4 Bidang Koordinasi Ekonomi Digital, Ketenagakerjaan dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Mohammad Rudy Salahuddin, Deputi II Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud beserta jajaran eselon 1 Kementan.
ADVERTISEMENT