Rektor UGM Tak Segan Berhentikan Dosen hingga Mahasiswa Pelaku Kekerasan Seksual

4 April 2024 12:53 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor UGM periode 2022-2027 Ova Emilia berpose saat Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Rektor UGM periode 2022-2027 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (27/05/2022). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Rektor UGM periode 2022-2027 Ova Emilia berpose saat Pelantikan dan Serah Terima Jabatan Rektor UGM periode 2022-2027 di Balai Senat Universitas Gadjah Mada, Sleman, D.I Yogyakarta, Jumat (27/05/2022). Foto: Andreas Fitri Atmoko/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual Universitas Indonesia atau Satgas PPKS Universitas Indonesia (UI) Periode 2022-2024 tengah jadi sorotan. Lantaran tak dapat dukungan dari rektor, satgas tersebut lalu mengundurkan diri.
ADVERTISEMENT
Menengok ke kampus lain, lalu bagaimana dukungan rektorat UGM ke Satgas PPKS?
Sekretaris UGM Dr. Andi Sandi Antonius mengatakan, selain dukungan fasilitas dan anggaran, Rektor UGM Prof Ova Emilia juga serius terkait kasus kekerasan seksual.
"Bu Rektor, ya, nggak mungkin tidak mendukung. Pertama, alokasi anggaran. Yang kedua ada kantor khusus dan penunjukannya kan pakai SK Rektor, pengangkatan," kata Andi Sandi dihubungi, Kamis (4/4).
Sandi mengungkapkan, ada dosen dan mahasiswa yang diberhentikan karena terbukti sebagai pelaku kekerasan seksual. Namun, Andi Sandi tak merinci jumlahnya.
"Bu Rektor itu sangat paham dengan kaya begini. Banyak kejadian-kejadian kemudian ujungnya itu bahkan kami berhentikan, ada yang kami berhentikan. Baik itu dosen, tendik (tenaga kependidikan), maupun mahasiswa," katanya.
Sekretaris UGM Dr. Andi Sandi Foto: Instagram/@ugm.yogyakarta
"Dan untuk memberhentikan itu akhirnya ada pada SK Rektor. Supporting Bu Rektor kalau bisa 110 persen karena ujungnya adalah di rektor. Kalau dari sisi jumlah [yang diberhentikan], variatif, saya tidak spesifik ngomong," jelas dosen Hukum Tata Negara FH ini.
ADVERTISEMENT
Satgas PPKS UGM didirikan pada 2021 beranggotakan 2 dosen, 3 tenaga kependidikan (tendik), dan 4 mahasiswa.
"Bahkan dosennya itu minimalis jumlahnya," kata Sandi.
Satgas juga melibatkan pihak lain dalam menangani kasus.
"Ini satgasnya kalau pemeriksanya, misal ada case, kita juga melibatkan dosen dan mahasiswa lain lagi. Karena ada satgas dan ada tim pemeriksa," beber Sandi.
Keberadaan mahasiswa di satgas ini cukup efektif. Ada beberapa korban yang lebih nyaman bercerita kepada temannya sesama mahasiswa.

Jumlah Aduan

Sepanjang September 2023 sampai Maret 2024 terdapat 29 aduan yang masuk ke Satgas PPKS UGM. Sementara sejak Satgas didirikan 2021 silam, sudah ada 90 aduan.
"Sejak pendirian sudah ada 90 case yang diajukan ke [Satgas PPKS] UGM. (Tertangani) itu sangat bergantung pada case-nya, juga yang kita kualifikasikan itu bukan merupakan KS [kekerasan seksual] dan ada beberapa yang kita rujuk ke instansi tertentu," kata Sandi.
ADVERTISEMENT