Rektor Unhas Tanggapi Sejumlah Dosen yang Bikin Aksi 'Menyelamatkan Demokrasi"

2 Februari 2024 20:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Unhas Profesor Jamaluddin Jompa. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Unhas Profesor Jamaluddin Jompa. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar, Prof Jamaluddin Jompa menanggapi adanya guru besar dan dosen yang deklarasi bertajuk "Bergerak untuk Menyelamatkan Demokrasi" di depan Gedung Rektorat Universitas Hasanuddin Makassar, Jumat (2/2).
ADVERTISEMENT
Menurutnya, guru besar yang melakukan deklarasi sebagai bentuk keprihatinan terhadap dinamika perpolitikan nasional dan juga pelanggaran prinsip demokrasi menjelang Pemilu 2024, tidak mewakili Unhas sebagai institusi
"Adanya flyer dan kegiatan yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak menyampaikan keprihatinan menyelamatkan demokrasi, tidak mewakili Unhas sebagai institusi," kata Jamaluddin dalam rilis yang diterima kumparan, Jumat (2/2).
Meski begitu, Jamaludin tetap menghargai hak-hak guru besar yang telah menyampaikan pendapatnya menyikapi kondisi kebangsaan saat ini.
"Kebebasan berpendapat kita hargai dan junjung tinggi sebagai amanat konstitusi, tapi pilihan politik yang beragam juga harus dihormati dan dihargai," ucapnya.
Ia mengimbau kepada seluruh civitas akademika Unhas untuk menjaga atmosfir akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab. Serta, menjaga silaturahim dan persaudaraan kampus almamater merah itu.
ADVERTISEMENT
"Meskipun terdapat perbedaan pilihan dan preferensi calon presiden, saya ingatkan untuk tidak melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden yang tidak disukai. Hindari menyebarkan informasi hoaks dan berita-berita yang belum terverifikasi kebenarannya dan tidak diketahui sumbernya," katanya.
Berikut Isi Maklumat Lengkap Rektor Unhas;
1. Harus aktif menjaga situasi dan kondisi termasuk ikut memperbaiki suasana perbincangan agar tidak mengarah ke hal-hal yang provokatif dan intimidatif.
2. Kebebasan berpendapat kita hargai dan junjung tinggi sebagai amanat konstitusi, tapi pilihan politik yang beragam juga harus dihormati dan dihargai.
3. Meskipun terdapat perbedaan pilihan dan preferensi calon presiden, saya ingatkan untuk tidak melakukan kampanye hitam terhadap calon presiden yang tidak disukai. Hindari menyebarkan informasi hoaks dan berita-berita yang belum terverifikasi kebenarannya dan tidak diketahui sumbernya.
ADVERTISEMENT
4. Mari kita menjaga atmosfir akademik yang sehat dalam bingkai kebebasan mimbar akademik yang bertanggung jawab.
5. Mari kita menjaga silaturahim dan persaudaraan kampus yang kita cintai bersama. Mari kita jaga dan dewasa menerima perbedaan pilihan politik dalam suasana kekeluargaan.
6. Adanya flyer yang mengatasnamakan Guru Besar dan Dosen Unhas untuk mengajak menyampaikan keprihatinan "Menyelamatkan Demokrasi," tidak mewakili Unhas sebagai institusi.